Mohon tunggu...
Sentul kenyut
Sentul kenyut Mohon Tunggu... Penulis - solikolilolilo
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

aquarius

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panorama Senja

2 November 2019   10:02 Diperbarui: 2 November 2019   10:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menganang perjalananku  ke barat , sekitar jam 5 sore, keindahan dapat kurasakan, kebahagiaanku terasa  lengkap  hampir sempurna. Tau apa yang dirasakan dibenak istriku aku tak Tahu. side back 2011. Tengah malam sekembali nya dari pengajian silaturrahmi halal bihalan di rumah seorang kiai desa dari syek sehk al  Baraty, aku dihadang 15 orang betegap-tegap , mengeroyokku  dan memukuli aku beramai ramai tanpa aku tahu sebabnya.

Penganiayaan itu begitu cepat darah mnengucur disebahagian tubuhku. gigi tanggal empat, muka hancur dan punggungku robek robek. Aku tak berdaya apa-apa dan tak bisa melawan ketiga bogem mentah  oknum anggota Polisi dan beberapa preman itu  mnenghabisi semua wajah dan  menendang entah dirasakan. Tak hanya itu setelang  mengetahui aku tidak mati Gerombolan bajingan itu kembali lagi membawa clurit  mengejarku kearah timur dipersawqahan sekitar Kovex, sebuah desa dalam bayangan yang menyelinap di benak senja  tempat persembunyian karang.

Aku hampir tak bisa bercerita apakan ini fiksi atau nyata, di bulan berikutnya kekerasan Jalanan di konvex konjex  masih terjadi, orang mencuri anak dan istri orang dianggap biasa, premanisme dianggap biasa, perjudian, kekerasan, penjelmaan kepuasan dengan perzinaan massif sallome.  semua dilindungi instasi Seorang kepala sekolah biasa menyelingkuhi istri tukang tambal ban, pekerjaan maling sapi, kambing, ayam  dan  mencuri beras sudah hampir terjadi setiap hari disiang bolong. menjarah hasil hutan dan kayu sudah dilakukan tiap hari dan malam. 

Siapa korban, siapa pelaku semua tidak jelas, karena kenyataannya semua adalah sindikat . Kebodohan sudah menjadi  kebanggaan, kebodohan superbodoh adalan mencuri, menipu dan  hutang tidak mau membayarny .  Kejadian ketiga setelah di kovex dan di mokolixer (nama fiksi sebuah daerah)  bahkan korban dikeroyok 15 orang bertato.

Semua  korban menyeringai kesakitan  terhadap pukulan pukulan telak.. aku tersunggkur  tak puas itu ditengah jalan antara desa gowing sampai seprulmudut. Korban masih dianiaya dan sebilah gobang melayang kepala Korban ,.tak ada yang membantu semua diam dan tenang,  bahkan dilaporkan kejadian ini ke kepolisian pun nggak ada yang menyahut apalgai menindaklanjuti. Semua seperti sudah biasa, sudah sekenario mereka agar terjadi sesuatu yang serba menguntungka bagi mereka.  kita sebagai korban hanya bisa diam saja pasarah kepada tuhan  agar segera ada keadilan yang mengadili para bromocorah-bromocorah itu, ada bromocorah pengedar narkoba yang bersindikat  menghabisi nyawa korba . ( bersamnbung .....Nama tidak asli__ cerita fiksi) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun