Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Renungan Paskah: Arti Perkataan Yesus "Sudah Selesai"

11 Maret 2020   11:31 Diperbarui: 11 Maret 2020   11:35 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.khotbahkristen.id

John 19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci :"Aku haus!" 29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. 30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Kehidupan Yesus di dunia juga sama dengan manusia yang lainnya yaitu akan sampai pada satu titik yang namanya kematian. Tetapi  sebelum Kristus mati, Ia sempat mengatakan satu kalimat yang mempunyai makna yang sangat mendalam yaitu : "sudah selesai". Memang setiap manusia yang mendekati kematian bisa juga mengucapkan perkataan  ini, tetapi makna dari perkataan Kristus ini sangat berbeda dan tidak bisa di lakukan oleh manusia manapun juga. Nah, apa makna dari perkataan Kristus "sudah selesai".

  • SUDAH SELESAI = KESEMPURNAAN

Kalau di lihat dari konteks teks ini, maka perkataan ini bisa di katakan sebagai suatu karya yang yang sempurna untuk menggenapi berbagai nubuatan terhadap diri-Nya.

Perhatikan, dalam  Ay 28, di katakan :  Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci :"Aku haus". Berarti perkataan "Aku haus" merupakan perkataan terkahir untuk mengenapi nubuat tentang diriNya, dan setelah itu barulah ia katakan "sudah selesai" yang artinya semua nubuatan itu sudah di genapiNya.

Wah ini hebat sekali, belum pernah ada orang yang dalam hidupnya menggenapi banyak nubutan tentang dirinya (Yohanes pembaptispun hanya beberapa). Atau pernahkah bapak, ibu sebelum lahir sudah di katakan : anak dari bpk, ibu akan jadi camat, atau akan jadi sarjana pertanian,   atau akan nikah dengan suami bernama ini atau istri bernama ini, kalaupun itu betul terjadi tetap kalah dari Kristus.

Karena Kritus itu menggenapi nubuatan yang bukan hanya berumur puluhan tahun tetapi  ratusan sampai ribuan tahun dan lebih dari puluhan nubuatan di genapiNya. Perkataan "Aku haus" saja merupakan nubutan yang sudah ada lebih dari 800 tahun sebelumnya. Maz 69 :22 dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.  Dan bukan hanya itu saja, bahkan pada saat penyaliban Yesus menggenapi 28 nubuat, Misalnya Kejadian 3:15 di genapi dalam Yoh 12:31, Daniel 9:26 di genapi dalam  Yoh 11:50-52; Maz 41:10 di genapi Mar 14: 10-11, Zakh 13:7 di genapi oleh Mar 14:50 dan masih banyak lagi.

Berarti betul-betul menunjukan bahwa diriNya adalah anak  Allah karena tujuan hidupnya adalah menggenapi berbagai nubuatan dan tidak ada satupun  yang tidak terjadi. Siapa yang bisa ? Tidak ada.

Kita hidup saja banyak yang meleset dari rencana yang ada, orang tua kadang-kadang tidak merencanakan anaknya, eh ternyata sudah ada anak dalam kandungan, orang tua pingin anak laki-laki, eh ternyata lahir anak perempuan, orang tua pingin anak jadi dokter eh ternyata jadi guru, orang tua pingin anak-anaknya tinggal di sini untuk bisa merawat mereka dalam masa tuanya, eh ternyata semuanya anaknya tidak tinggal di sini. Hidup kita banyak meleset, banyak yang tidak terjadi. Hanya satu-satu orang yang hidupnya menggenapi lebih dari pada puluhan nubuatan yaitu Yesus Kristus. Maka betul-betul Dia adalah anak Allah.

Karena Dia anak Allah maka dia punya kuasa untuk menggenapi seluruh nubuatan tentang diriNya. Kalau kita tidak bisa menggenapi semuanyanya karena kita  tidak punya kuasa. Sekarang saya tanya : Bapa, ibu yang sudah menikah, apakah ini pasangan yang betul-betul merupakan cinta pertama dan terakhir dari pada bapak, ibu ? 

Belum tentu, bisa jadi bapak, ibu jatuh cinta dengan orang lain, sangat mencintai, setiap hari pingin ketemu, waktu mau makanpun ingat dia, waktu mandi ingat dia, cuci piring pun ingat dia, apalagi waktu tidur menghayal tentang dia wah menyenangkan sekali tetapi ternyata putus, akhirnya dua-dua menikah tetapi dengan orang lain. 

Kenapa  bisa seperti itu karena kita tidak punya kuasa, sedangkan Kristus punya kuasa sehingga Ia bisa menggenapi seluruh nubuatan terhadap diriNya. maka hanya Dialah yang berhak mengatakan sudah selesai, kita tidak bisa dalam makna yang sama, Karena hanya Dia yang bisa mengerjakan semuanya secara sempurna, semuanya tergenapi tidak ada yang tidak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun