Mata ku mengirim sinyal yang amat kuat melebihi partikel elektron biofisika ketika menghadapi sesuatu yang mengganggu ku
Sinyal itu membelah lapisan lapisan dalam otot ku, mengumpulkan beribu kekuatan untuk menghancurkan semua beban yang ada didepan mata ku saat itu
Tapi itu ternyata tidak ada gunannya, ketika aku bertatapan dengan bola mata mu kekuatan itu menjadi tak berdaya dan sia sia, seketika terhalang untuk keluar, ia memilih diam dalam tubuh yang terpendam padahal hanya untuk menyampaikan secarik perasaan yang sedari lama tersimpan, terkikis, memekik dan terkubur di dasar hati yang terdalam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!