Mohon tunggu...
Khairul Rizal
Khairul Rizal Mohon Tunggu... Tutor - Tutor ,pendaki

Dalam otak kata kata bersarang melalui lisan dan jari kata kata dihasilkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secercah Rindu

26 Oktober 2019   00:44 Diperbarui: 26 Oktober 2019   01:05 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintikan hujan,jalanan kota yang membisu yang pernah kita lewati

Seakan akan bagaikan melodi yang tak sesuai di lubuk hati ketika cinta kita sudah hilang tanpa permisi

Bahkan wewangian parfume mu pun yang dulu menjadi kenikmatan tersendiri

Kini menjadi racun,ketika tak sengaja angin melewati

Adakah yang lebih sakit dari pada sakitnya kerinduan?

Semuanya seolah olah bisa berbicara dan bisa menyapa,ketika kisah cinta kita tak lagi bersua

Ketika itu pula gejolak didalam jiwa ingin mengukir balik cerita yang pernah kita perankan dengan sebutan cinta

Ketika kereta tua ku menjadi senandung hari kesana sini,

Dan ketika kata nostalgia tak pernah diinginkan oleh hati,karena jiwa kita bagaikan senadi

Dan ketika sapaan hangatmu di pagi hari lewat notifikasi whatsaapmu di kala itu,iya dikala itu

Sungguh satu kebahagiaan yang masih membekas di qalbu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun