Mohon tunggu...
Seneng Utami
Seneng Utami Mohon Tunggu... lainnya -

an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup Kaya dan Bahagia ala Hong Kong, Inilah Investigasinya...!

26 Agustus 2014   11:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:32 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Langham Place, Mong Kok, Hongkong, Kamis (30/1/2014). Hongkong saat ini memiliki populasi sekitar tujuh juta penduduk dan bangunannya didominasi dengan rusun atau apartemen. (Kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="Ilustrasi - Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Langham Place, Mong Kok, Hongkong, Kamis (30/1/2014). Hongkong saat ini memiliki populasi sekitar tujuh juta penduduk dan bangunannya didominasi dengan rusun atau apartemen. (Kompas.com)"][/caption]

Kata orang, jika kita ingin berubah menjadi baik itu jalannya cuma satu. Move On! Berhubungan setelah lulus SMA saya tidak kuliah, saya menjadi bingung jika berada di rumah lama-lama. Sebenarnya di dekat rumah banyak sekali lapangan pekerjaan. Di antaranya bekerja di pabrik, penjaga toko, penjaga counter, atau pekerjaan lain yang sebenarnya peluang besar saya bisa diterima itu ada.

Tidak tau kenapa, di balik rasa pemalu dan penakut saya yang sudah ada sejak balita sampai SMA itu hilang seketika saat saya berhasil memaksa hati saya sendiri untuk mau merantau salah satunya di Negeri Beton, Hong Kong. Sejak kecil, jauh ketika saya masih SD dan belum banyak tau apa- apa. Dalam hati saya selalu bertanya, kenapa orang China itu kebanyakan lebih bisa hidup makmur dan bahagia dibandingkan dengan orang pribumi Indonesia. Itu terpendam sampai saat ini, dan saya sepertinya pernah mengutarakan kepada ayah saya dengan mempertanyakan hal ini kepadanya. Jawabannya hanya satu saja, ayah bilang orang China bisa kaya dan bahagia karena suka bekerja dan suka hemat.

Aduh, justru jawaban ayah itu membuat rasa penasaran saya semakin menggebu. Saya yakin, di antara budaya  China dan orang kita itu ada perbedaan yang mencolok. Dan saya berani memastikan pasti dalam budaya orang kita ada sedikit banyak kesalahan yang tanpa disadari, yang berangsur-angsur berkembang seiring perubahan jaman. Dan semakin fatal. Inilah salah satu alasan kenapa di Indonesia orang-orang bertaraf hidup yang lebih tinggi semakin sejahtera dan sebaliknya. Baik dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial.

Demi mendapatkan sebuah jawaban, saya berniat bisa sampai di Hong Kong, dan sekalipun saya harus bekerja menjadi seperti ini (Domestik Worker). Selama kurang lebih satu setengah tahun menikmati pergantian musim, merasakan asem-manisnya bekerja dan selalu setia mengikuti bergulirnya waktu dari menit ke jam dan hari dengan suka-duka. Akhirnya saya sedikit banyak mampu menangkap alasan-alasan nyata kenapa orang Chinese (contoh: Hong Kong) itu banyak di antaranya hidup kaya dan bahagia.

Saya sekarang tau, orang Hong Kong kemampuan intelektualnya lebih tinggi. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa Negara Hong Kong lebih kecil dari Indonesia, penduduknya juga padat. Sumber daya alamnya tidak sebanyak Indonesia, Hong Kong merupakan negara pengimpor baik dari makanan seperti sayur, beras, dan kebutuhan pangan lainnya. Mengingat Hong Kong bukan negara agraris. Tingkat pendidikan orang Hong Kong berstandar tinggi.

Sekarang kita balik, orang Indonesia mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi hanya saja tidak merata dan masih banyak yang berintelektual dengan standar ''cukup'' (termasuk saya) dibandingkan orang Hong Kong yang merata. Negara Indonesia mempunyai wilayah sangat luas dengan kaya akan sumber daya alamnya. Indonesia merupakan negara pengekspor. Dan sepertinya di Indonesia kualitas pendidikannya masih jauh berbeda dengan negara Hong Kong.

Hongkong memanfaatkan IPTEK-nya sebagai sarana pembelajaran demi memudahkan masyarakatnya mendapatkan pendidikan akan tetapi di Indonesia IPTEK banyak disalahgunakan. Misalnya, keberadaan televisi yang membuat anak malas belajar, keberadaan televisi menjadi sarana penayangan sinetron yang kurang mutu, berisikan cerita- cerita yang kurang mendidik moral yang baik. Adanya game plastation di mana- mana. Berbeda di Hong Kong, malah di sana ada tempat multimedia untuk anak-anak, itu pun anak boleh menggunakan media online dengan syarat ada dampingan orang tua. Sering kita dengar terjadi screamer beberapa kali hanya karena handphone. Nah, inilah fakta bahwa penggunaan teknologi di Indonesia dimanfaatkan untuk hal-hal yang kurang berguna.

[caption id="attachment_355231" align="aligncenter" width="300" caption="Pemanfaatan IPTEK yang sehat untuk anak-anak dalam belajar"]

1409000462133945853
1409000462133945853
[/caption]

Akan tetapi, dari keadaan umum di mana Hong Kong adalah negara yang stressful. Malah membuat warga negaranya mempunyai disiplin terhadap waktu yang tinggi, giat bekerja, selalu semangat, gemar membaca, tegas, dan bahagia. Tentunya semua itu tak lepas dari sejarahnya yang pernah mengalami jajahan Inggris. Negara-negara jajahan kolonial Inggris biasanya menjadi maju sebab, Inggris selain menjajah juga mendidik. Seperti contohnya, negara Malaysia dan Singapura. Nasib negara kita dahulu dijajah oleh Jepang dan Belanda.

[caption id="attachment_355232" align="aligncenter" width="300" caption="Seorang perempuan Hong Kong yang berjalan cepat menuju kantor bekerjanya"]

14090005741061434006
14090005741061434006
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun