Mohon tunggu...
Seneng Utami
Seneng Utami Mohon Tunggu... lainnya -

an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Semakin Tua Bukanlah Jaminan, karena Berkarya Tak Mengenal Usia

29 Oktober 2017   08:40 Diperbarui: 29 Oktober 2017   08:48 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup, beberapa hal yang tidak bisa kita hentikan diantaranya; pergerakan waktu, pergantian waktu, dan semakin tuanya kita. Pandangan umum biasanya, jika kita semakin tua selayaknya kita bisa semakin dewasa. Selayaknya kita bisa meraih apa saja yang benar- benar kita inginkan.

Kenapa kedengarannya jika kita semakin tua maka kita selayaknya bisa mendapatkan apa yang kita inginkan? Atau kah seiring bertambah usianya kita lalu pikiran kita pun semakin hebat? Semakin tua, makin banyak pula pengalaman yang terlalui...

Ketika saya menuliskan ini, pikiran saya sedang berkecambuk mencoba memahami betapa berartinya jikalau kita mampu memasuki ruang batin diri kita sendiri.

Untuk bisa membiasakan diri agar kita mudah menembus ruang batin yaitu merenung, mendalami apa kelebihan dan kekuranannya kita, menerima diri, memberi respek kepada diri sendiri, saya yakin suara hati selalu jujur. Dengan sering mendengarkan suara hati maka ruang batin pun bisa dijamah dengan rasa kita yang hidup.

Diatas saya menyebut sedikit hal tentang (pada umumnya), semakin tuanya kita kemungkinan besar kita berpeluang mendapatkan apa saja yang kita ingini. Sehingga dari pernyataan tersebut tak jarang kita mendapati perasaan kurang berguna apabila kita belum berhasil mendapatkan apa yang pernah kita ingini...

Untuk mendapatkan sesuatu jalannya ya berusaha, dan setiap usaha dari kita pasti berbeda- beda. Walaupun demikian pejuang mimpi yang tangguh akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan impian- impiannya.

Memang benar, sebenarnya tidak ada satu orang pun yang berhak mewajibkan kita untuk menjadi apa atau menjadi siapa. Kecuali, hanya diri kita sendiri.

Dari itulah, sepertinya lebih banyak bercermin dengan apa yang ada pada diri kita ini akan menjadikan kita semakin peduli dengan seberapa besar kemampuan yang kita miliki. Bukan soal besar atau kecilnya kemampuan itu, melainkan yang lebih penting lagi soal "bagaimana kita mengolahnya", mengolah kemampuan, ketrampilan diri, kecakapan menjadi sesuatu yang bernilai.

Dulu sekali, saya pernah berpikir orang barat atau orang China itu ditakdirkan pintar- pintar. Tetapi pandangan berpikir saya kini telah berubah. Tanpa mempedulikan ras, keturunan, ataupun lingkungan sosial. Yang namanya orang ingin maju dasarnya terletak pada jiwanya, pada kemauannya, pada ketangguhannya untuk berusaha sebisa mungkin yang dapat ia lakukan. Bagi saya, semua orang berpeluang untuk berkembang dan maju.

Usaha, usaha, dan berusaha! Tata kembali cara berpikir, buat serapi mungkin, sistematis, peka terhadap globalisasi dan bukan berpikir secara lokal saja. Untuk belajar apa saja, terus pelajari dan coba lagi dan lagi untuk beberapa pelajaran yang belum mampu kita kuasai. Yang namanya pelajaran itu sendiri tentunya mencakup banyak hal. Termasuk mengendalikan emosi, berkomunikasi dengan orang lain, atau pun belajar mendalami satu bidang tertentu.

Secara garis besar, yang ingin saya tekankan ialah jika kita punya usia yang semakin tua. Itu bukan jaminan kita punya kemampuan untuk mendapatkan segalanya. Kontrasnya, yang usia lebih muda bisa mendapatkan apa yang diinginkannya ya karena buah usahanya. Dan, untuk menggapai keinginan, selalu tidak ada batasan umur. Tidak ada kata terlambat untuk memulai dan belajar. Hanya kita saja yang perlu sering- sering berhenti membatasi kemampuan diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun