Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah tentang Ular Sawa

24 Maret 2021   18:17 Diperbarui: 24 Maret 2021   18:32 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Siapakah yang harus kutemui di sana, ayah?"

            "Ki Sidarmaya."

            "Siapa dia?"

            "Seorang pertapa sakti. Mintalah petunjuk dia agar bencana ini segera teratasi. Ingat! Apa yang dikatakannya usahakan jangan sampai dia kecewa."

            "Saya mengerti. Lalu, kapan saya harus pergi?"

            "Malam ini juga. Jangan sampai ada orang yang mengetahui kepergianmu. Nah, pergilah anakku!"

            "Baik, ayah," jawab Sula terus berbalik pergi.

            Sula pun pergi malam itu juga. Tak seorangpun melihat kepergiannya. Karena semua yang berjaga masih terlelap tidur. Bulan purnama mulai condong ke barat. Cahayanya redup oleh segumpal awan.

            Entah kekuatan apa yang merasuk ke dalam tubuhnya, sehingga Sula tak merasakan lelah sedikitpun walaupun sudah berjalan hampir tujuh hari. Juga, tidak pernah merasa haus dan lapar. Malam ini juga tidak merasa mengantuk, siang tak merasa panas. Dan ketika di Gunung Pucangan, tepat tengah hari. Ia juga membuat Sula heran. Perjalanannya seperti ada yang menuntunnya. Sehingga tanpa mengalami kesulitan telah sampai di tempat yang dituju.

            Ternyata yang dikatakan oleh ayahnya adalah benar. Di Gunung Pucangan itu, ada soerang pertapa tua bernama Sidarmaya. Tanpa buang-buang waktu, Sula segera mengutarakan maksud kedatangannya.

            "Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Ki Sidarmaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun