Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gagak yang Usil

22 Maret 2021   09:12 Diperbarui: 26 Maret 2021   22:15 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sepasang burung gagak. (sumber: pixabay.com/TheOtherKev)

Siapa saja bisa mempunyai masalah. Sebab, hidup ini tidak lebih dari sekedar bermain-main dengan masalah. Siapa yang berhasil menyelesaikan masalah dengan baik, pasti merasa puas.

Tidak jarang hal demikian dikatakan hidupnya berhasil. Tetapi ada satu hal yang perlu dicamkan yaitu siapa pun juga suka mencampuri masalah orang lain.

Rupanya falsafah seperti itu tidak berlaku bagi gagak. Tidak seperti yang lainnya, gagak memang suka usil. Ia suka menggoda teman-temannya. Kalau ada teman yang berpakaian bagus, ia tidak suka. 

Kemudian mencemoohkannya. Padahal, sebenarnya ia iri hati. Lebih-lebih jika ada teman yang mengenakan pakaian jelek, pasti dicemoohnya. Ia selalu membanggakan dirinya. Bulu-bulunya yang putih selalu jadi kebanggannya.

Pada suatu hari, gagak tengah beristirahat. Ia bertengger di sebuah dahan. Sambil merapikan bulunya, gagak bersiul-siul dan bernyanyi. Walau suaranya parau, ia tidak perduli. Tidak jarang yang mendengarnya merasa risi.

"Bulu yang putih ini milikku. Siapa pun pasti suka.

Bulu yang indah ini punyaku. Siapa pun pasti suka.

Tetapi sayang, mereka iri. Pada bulu indahku.

Sungguh kasihan, aku kasihan. Pada mereka itu."

Begitulah nyanyian gagak. Kebetulan, tidak jauh dari tempat gagak bertengger, ada seekor ular dumung sedang tidur. Mungkin ia juga sedang beristirahat. Karena gagak terus bernyanyi, maka ular dumung pun terjaga. Tidurnya jadi terganggu. Kontan saja dumung marah.

"Hei hentikan nyanyian gilamu itu!" tegur dumung kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun