"Benar. Tetapi kita juga tidak boleh lapar. Kita perlu makan. Sekalipun berbahaya, ibu tetap memetiknya?"
"Kalau ada buaya?"
"Asal kita berhati-hati, kita selamat. Karena itu jika kamu tadi mau membantu ibu, mungkin kita bisa mendapatkan lebih banyak lagi. Cukup untuk makan dua atau tiga hari."
"Ah, ini sudah cukup. Lagi pula untuk apa kita menyimpan makanan terlalu banyak? Bisa kering percuma."
"Ah, sudahlah!" kata ibu kelinci agak kesal.
Kedua ibu dan anak itu semakin mempercepat langkahnya. Mereka ingin cepat sampai di rumah. Mungkin perut mereka sudah mulai bernyanyi. Sejak pagi belum makan. Tapi langkah mereka terhenti karena mendengar suara harimau mengaum-aum. Suara itu menyeramkan. Ternyata tidak jauh dari tempat mereka berjalan, ada beberapa ekor harimau sedang berebut makanan.
"Ibu, itu tuan harimau yang kemarin menolongku," kata si anak kelinci berbisik.
"Maksudmu, yang sedang makan itu?" tanya ibu.
"Benar. Wah, ternyata tuan harimau yang pernah menolongku itu serakah ya, bu."
"Maksudmu?"
"Karena makanan sebanyak itu dimakannya sendiri. Lihat! Harimau yang lain tidak boleh mendekat. Bergerak sedikit saja sudah dibentaknya," tutur anak kelinci.