Mohon tunggu...
Thomas Sembiring
Thomas Sembiring Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger KereAktif

ASMI Santa Maria, Univ.Sanata Dharma, Diaspora KARO, Putera Aceh Tenggara, International Movement of Young Catholics (IMYC) for Social Justice, INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Relawan Jangan Sampai Jadi Macan

24 Januari 2015   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422037134653933931

Syukurlah bahwa kini BW sudah dibebaskan dan sorak sorai gemuruh relawan di gedung KPK pada dini hari itu sungguh heroik sekali. Meski demikian, baiklah kita mencermati pernyataan BW yang sangat arif di depan media. Sikapnya perlu diteladani oleh para aktivis/relawan yang kini sedang mengarahkan luapan emosinya pada Jokowi.

Semua orang termasuk relawan Jokowi tahu bahwa tindakan Bareskrim terhadap BW sebuah kekonyolan besar yang dipertontonkan secara vulgar. Tapi relawan yang belakangan mendiskreditkan Joko Widodo mengikuti euforia heroismenya barangkali juga perlu menjaga nalarnya. Kita tidak tahu sejatinya siapa yang bermain dalam sandiwara besar ini. Jadi jangan sampai kebiasaan instan dan sikap mendiskreditkan Jokowi (Termasuk sindiran boneka dan petugas partai) yang mulai muncul serta digoreng musuh menjadi celah bagi para Serigala politik yang lebih buas untuk menjatuhkan pemerintahan.

Semua sudah tahu sejak awal bahwa Jokowi bukan tokoh super dan alasan mengapa dirinya dipilih adalah karena saat itu, dipandang ada kekuatan yang lebih berbahaya yang mesti diantisipasi bersama. Lantas kenapa para relawan dan aktivis yang terhormat seolah jadi pikun? Kalau soal eksistensi Megawati dan elit koalisi, itu sudah jelas sejak awal petanya. Lantas kenapa kita juga hendak menjadikan Jokowi sebagai boneka kita dengan mendesak dan bersikap nyiyir memojokkannya?

Daripada menambah keruwetan Jokowi yang sedang mencari cara selamat dari setiap jebakan di depan dan belakangnya, lebih baik bersikap elegan seperti Rm. Magnis Suseno. Ingat, sejak awal dia bukan pendukung garis keras Jokowi, tetapi ke KPK dia tidak mempertanyakan Jokowi. Sebaliknya dia mempertanyakan Megawati, sehingga dengan demikian dia tidak menambahkan beban di pundak Presiden kemarin sore tersebut ditengah polemik KPK dan POLRI ini.

Kiranya jangan sampai relawan dan tuntutannya sudah menjadi macan bagi Jokowi. Menuntutnya mengintervensi hukum dalam kasus BG atau BW justeru akan berpotensi mendorongnya ke mulut "Buaya" sesungguhnya di konstelasi DPR. Dengan relawan mendorong Jokowi mengintervensi kasus hukum, maka makin dekatlah argumen interpelasi bagi lawan politik DPR. Pada akhirnya relawan hanya akan berakhir dengan amarahnya seperti saat ini tanpa bisa berbuat apa-apa seperti terjadi di zaman Gus Dur. Gus Dur yang katanya dicintai rakyat toh berjalan sendiri ditinggalkan partai dan rakyatnya. Sekali lagi, rakyat juga harus membangun kesadaran lebihnya. Tidak sebatas menuntut untuk kesenangan angan-angan dan hasrat politik pribadinya.

Mari lihat sorotan asing pasca keputusan eksekusi narkoba dan ditambah dengan kisruh POLRI dan KPK. Mari perhatikan gelagat alam politik Indonesia yang mulai senyap dan tiba-tiba bisa meledak. Semoga pemerintahan ini mampu melewati ujiannya dan tidak dibebani oleh tuntutan para relawan yang juga makin melebihi tuntutan elit politik yang mereka kritik. Mari #DukungJokowiBertindakBenar, dengan cara-cara yang benar serta arif pula. Mari #DukungJokowiBertindakBenar dengan memperhatikan konstitusi agar dia tidak sampai ditembak mati secara politik oleh musuhnya yang beroposisi. Jangan sampai kita menciptakan bumerang sendiri bagi republik sehingga Serigala-Serigala politik yang lapar memanfaatkan peluang.

Jadilah pemilih cerdas bukan jadi pemilih culas. Hanya ingin enaknya saja, tidak mau terima pahitnya. Pertanggungjawabkan pilihan kita dengan bijaksana. Tetap mengawal Jokowi dengan kritik, namun pastikan kritik kita tidak berlebihan untuk dikelola pihak musuh.

Saya menuliskan ini, karena saya ingat siapa yang saya pilih di bilik suara.

#MenolakLupa

Mejuah-juah!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun