Membandingkan posisi Duta Besar dengan menjadi senator DPD RI yang terbatas kewenangannya tentu tidak tepat. Meski melihat posisi itu, tentu saja bagi sebagian politikus bakal lebih memilih posisi Duta Besar dengan segala kewenangan dan kesempatan besarnya di luar negeri. Namun logika demikian tak berlaku bagi seorang Agustin Teras Narang yang juga banyak dekat dan menularkan ilmunya bagi para milenial penerus bangsa.
Agustin Teras Narang bukan politikus yang mencari kenyamanan sejak awal. Berjuang lewat DPD RI dengan melepas posisi elit di partai dan tawaran Duta Besar tentu bukan hal mudah. Namun tentu saja sebagai seorang politikus yang juga intelektual, Agustin Teras Narang sadar bahwa DPD RI membutuhkan lebih banyak orang berkualitas untuk membenahi lembaga tinggi negara tersebut. Itulah panggilan sejati seorang politikus, menjadikan politik sebagai sarana perjuangan bagi kebaikan publik. Bukan untuk perjuangan pribadi dan golongan semata.
Misi menuju DPD RI adalah sebuah perjalanan yang menuntut kematangan berpolitik sekaligus kesiapan kompetensi serta daya intelektualitas. Disinilah sosok yang juga pengajar di salah satu perguruan tinggi ternama di Jakarta ini, menjadi menarik. Sebab kali ini ia pribadi mencoba jalur perjuangan yang tak mudah. Terlebih ditengah terbatasnya kewenangan DPD RI serta beberapa ombak politik yang menyertai lembaga tersebut belakangan. Padahal dengan kinerja DPR RI yang juga sampai saat ini belum optimal dalam melahirkan produk legislasi, sudah selayaknya DPR RI juga menjadi roda penyeimbang.
Dengan kewenangan yang punya daya memutuskan untuk produk legislasi yang berkaitan dengan daerah, maka peran DPD RI akan lebih besar. Sebaliknya daerah juga kepentingannya akan lebih terwakili dan pertarungan kepentingan politik partai dalam pembahasan produk legislasi bisa dinetralisir dengan peran DPD RI. Dengan begitu, produk legislasi bisa mengedepankan sinergi dan melahirkan efektivitas yang bermanfaat bagi daerah dan bangsa.
Untuk itulah, kehadiran politikus multi talenta dan kaya pengalaman seperti Agustin Teras Narang menjadi penting. Berbekal pengalaman berpolitik dan jejaring luas sekian dekade, misi Agustin Teras Narang ke DPD RI mestinya mendapatkan sokongan dari semua pihak di Kalimantan Tengah. Juga sokongan semua masyarakat Dayak di berbagai daerah yang pernah dipimpinnya sebagai Presiden di Majelis Adat Dayak Nasional. Termasuk oleh mereka yang ingin melihat DPD RI jadi lembaga tinggi negara yang hidup dan berarti bagi daerah serta bagi kemajuan NKRI.
Terlebih sebagai seorang yang pernah jadi politisi di DPR, ia sempat menjadi Ketua Komisi II DPR RI yang membahas Undang-Undang mengenai DPD RI. Pun relasinya dengan rumah lamanya di partai maupun dengan elit partai lain akan sangat berguna bagi proses amandemen Undang Undang Dasar yang memberi ruang penguatan bagi DPD RI.
Dukungan Keluarga dan Masyarakat
Merujuk pada kalimat beliau di sosial media. Bahwa dengan perjuangan menyakinkan anak cucu dan keluarga agar ia diperkenankan mengabdi sekali lagi untuk Kalimantan Tengah dan Negeri yang dicintai. Ia tahu benar konsekuensi yang mesti diambil yang berdampak pada waktu berkumpul dengan keluarga. Namun selagi akal budi dan nurani masih bisa diabdikan setidaknya sekali lagi, maka tak ada alasan untuk berhenti berjuang. Agustin Teras Narang pun sadar pentingnya melibatkan masyarakat untuk berjuang bersama. Seperti ujarannya yang merendah lagi santun, bila masyarakat Kalimantan Tengah menghendakinya berjuang sekali lagi. Sekali lagi lewat DPD RI.
Selamat berjuang kali ini Agustin Teras Narang. Isen Mulang ...
Â