Mohon tunggu...
Selvi Nur Rahman
Selvi Nur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswi IAIN Bone -

Selanjutnya

Tutup

Money

Sistem Ekonomi Kapitalisme dalam Perspektif Islam

4 Juni 2018   11:25 Diperbarui: 4 Juni 2018   12:11 3203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang tidak memiliki masalah, termasuk di bidang ekonomi. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah sistem untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di mana sistem yang dimaksud adalah sistem ekonomi. Sistem ekonomi merupakan sebuah cara yang digunakan oleh suatu negara dalam rangka menghadapi dan menyelesaikan permasalahan ekonomi negaranya. Adapun permasalahan ekonomi yang dihadapi suatu negara adalah apa yang akan diproduksi (what)? Bagaimana barang dan jasa  akan dihasilakan/diproduksi (how)? Dan untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan/diproduksi (for whom)?

Setiap negara menerapkan sistem ekonomi yang berbeda-beda, ada yang menerapkan sistem ekonomi kapitalisme, sistem ekonomi sosialisme, sistem ekonomi campuran bahkan sistem ekonomi Islam. Namun, kali ini penulis akan membahas mengenai "Sistem Ekonomi Kapitalisme dalam Perspektif Islam".

Sistem ekonomi kapitalisme merupakan sebuah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada individu dalam kegiatan perekonomian. Sehingga, dalam sistem ekonomi ini, individu memiliki keleluasaan dalam menerapkan kreativitasnya dalam perdagangan, indusatri dan alat-alat produksi tanpa dibatasi oleh campur tangan ataupun peraturan pemerintah. Individu juga mempunyai kebebasan dalam memanfaatkan dan mengeksploitasi sumber daya yang tersedia dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Prinsip dari sistem ekonomi kapitalisme adalah bagaimana cara individu memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Sehingga melalui prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar untuk memperoleh keuntungan bersama. Tetapi, intervensi yang dilakukan  adalah untuk memperoleh keuntungan atau kepentingan bagi masing-masing pribadi/individu.

Adapun pandangan Islam terhadap sistem ekonomi kapitalisme terkait perangkat-perangkat yang digunakan dalam melakukan kegiatan perekonomian.  Salah satunya adalah perbankan. Di mana pencairan paket stimulus ekonomi akan dilakukan melalui perbankan agar dapat mendorong peningkatan di sektor riil melalui kredit perbankan. Namun, pembiayaan melalui kredit ini akan menciptakan bunga yang dapat menimbulkan inflasi, yakni naiknya harga barang dan jasa secara terus-menerus yang berakibat kepada semakin melemahnya daya beli masyarakat. Sedangkan dalam Islam, perbankan yang berbasis bunga tidak diperlukan. Sebab, bunga (riba) secara tegas telah diharamkan dalam Islam (QS. Al-Baqarah [2]: 275-279). Sebagai gantinya, Islam memberikan solusi kepada sistem ekonomi kapitalisme terkait masalah pembiayaan. Yakni, segala bentuk pembiayaan akan dilakukan secara langsung oleh para investor kepada para individu yang membutuhkan modal, melalui mekanisme kerja sama bisnis (syirkah) yang Islami (tanpa bunga). Sehingga, inflasi tidak akan terjadi sebagaimana dalam sistem ekonomi kapitalisme yang muncul akibat adanya bunga dalam sistem perbankan.

Maka dari itu, sistem ekonomi kapitalisme haruslah ditinggalkan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam. Karena, dengan adanya bunga dalam sistem pembiayaan tidak akan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini karena dengan adanya bunga dalam maka hanya satu pihak saja yang akan memperoleh keuntungan dan pihak lain akan rugi. Dan sebagai umat muslim, kita tidak hanya membutuhkan keuntungan (kesejahteraan dunia) semata, tetapi membutuhkan kesejahteraan dunia akhirat (falah). Dan untuk memperoleh hal tersebut (falah), kita harus mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya termasuk dalam kegiatan ekonomi. Kita harus menjalankan kegiatan ekonomi sesuai apa yang telah disyariatkan dalam Islam (Al-Qur'an dan Al-Hadist).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun