Mohon tunggu...
Selvi Dwi Septiarini
Selvi Dwi Septiarini Mohon Tunggu... Freelancer - -

Menulis bukan hanya pekerjaan, melainkan kesempatan untuk mengasah cara berfikir dan menuangkannya ke dalam sebuah artiel yang relevan dan mudah dipahami publik. Setiap artikel adalah refleksi dedikasi saya untuk menyajikan informasi dengan cara yang informatif dan menarik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yang Penting Kenyang atau Yang Penting Sehat?

7 Oktober 2024   21:39 Diperbarui: 18 November 2024   11:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenyang atau Sehat? (unhcr.or.id)

Dalam realitas sosial, ungkapan "yang penting kenyang" sering kali terdengar. Ini bukan sekadar pilihan hidup, melainkan kenyataan pahit bagi sebagian orang yang masih berjuang di tengah lingkaran kemiskinan. Di satu sisi, konsep 4 sehat 5 sempurna terus digaungkan, dengan menekankan pentingnya gizi seimbang demi kesehatan tubuh. 

Namun, bagi banyak keluarga di Indonesia, terutama yang berada di bawah garis kemiskinan, konsep tersebut seringkali sulit tercapai. Lantas, mana yang lebih penting? Kenyang atau sehat?

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa per Maret 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia masih berada pada angka 9,03% dari total populasi. Hal ini mengisyarakatkan lebih dari 25,22 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, dengan penghasilan kurang dari Rp500.000/bulan. Dengan pendapatan sekecil itu, banyak keluarga hanya mampu membeli makanan yang murah dan mengenyangkan, tanpa memperhatikan nilai gizi.

Selain itu, menurut laporan Global Hunger Index (GHI) 2023, Indonesia berada di kategori “moderate” dalam kasus kelaparan. Tentu ini merupakan masalah serius bagi banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan kota-kota besar, menghadapi masalah stunting dan malnutrisi, yang berakar pada kurangnya akses ke makanan bergizi.

Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap makanan seperti nasi atau mie instan sebagai "penyelamat" karena harganya murah dan mengenyangkan. Namun, makanan ini memiliki gizi yang rendah. Kandungan karbohidrat tinggi tanpa diimbangi vitamin, protein, dan mineral, hanya membuat tubuh kenyang dalam jangka pendek, tetapi tidak mampu memberikan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Meski situasi ini terasa sulit, kita harus menyadari bahwa kelangsungan hidup tidak hanya bergantung pada rasa kenyang, tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan gizi, yang merupakan langkah awal menuju kehidupan yang lebih sehat dan produktif. 

Tanpa kesadaran ini, masyarakat berisiko terjebak dalam siklus malnutrisi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan dengan biaya yang terjangkau.

1. Berfokus pada Sumber Karbohidrat 

Pilih sumber karbohidrat yang kaya serat, seperti nasi merah atau singkong, karena dapat memberikan rasa kenyang lebih lama dan mendukung pencernaan yang sehat

2. Usahakan Setiap Hidangan Mengandung Protein Hewani dan Nabati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun