Mohon tunggu...
Selvi Diana Meilinda
Selvi Diana Meilinda Mohon Tunggu... Administrasi - Policy Analist

Suka dengan urusan kebijakan publik, politik, sosbud, dan dapur. Berkicau di @Malikahilmi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dilarang Pakai Kaos Saat Ibadah!

2 Agustus 2012   19:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 2480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1343936797395984585

himbauan yang tertempel di dinding masjid At-Taqwa

Tanpa sengaja saya membaca tulisan di atas tatkala sedang ribet-ribetnya mencari pasangan sandal saya yang entah tercecer di mana pada Rabu (1/8) di masjid At-Taqwa Perumahan Swakarya, Yogyakarta.

Awalnya, heran. Baru kali ini saya membaca aturan semacam itu di masjid. Selama ini yang saya tahu hanya di kampus saja. dan sepertinya di Lampung, terutama di kampung saya belum pernah ada tempelan aturan semacam itu.

Sepanjang perjalanan pulang dari masjid tersebut tentu saja saya bertanya-tanya dalam hati, mencoba memikirkan logika, filosofi, atau landasan syar’inya. Awalnya yang membuat saya heran adalah, wong laki-laki itu sah-sah aja kok solat tanpa pakai baju, asal menutup auratnya antara pusar sampai lutut. Dan perempuan, harus menutup semua kecuali muka dan telapak tangan.

Namun sesampainya di rumah, saya jadi teringat dengan kisah dalam kitab Asbabun Nuzul tentang seorang wanita zaman jahiliah yang pada saat itu ia tawaf di Baitullah dengan telanjang bulat dan hanya bercawat secarik kain. Ia berteriak-teriak dengan mengatakan “pada hari ini aku halalkan sebagian atau seluruhnya, kecuali yang kututupi ini”. Maka dari itu turunlah ayat 31 dalam surat Al-A’raf yang artinya:

Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebihan-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”.

Dalam hadist yang diriwayatkan Abu Daud dan An-Nasa’I yang dihasankanoleh An-Nawawi dalamMajmu’nya dan Al-Albani dalam Al-Misykah No. 760, Salamah bin Al-Akwa’ bertanya kepada Rasulullah SAW,

Wahai Rasulullah, ketika kami sedang berburu, apakah salah seorang kami dibolehkan shalat dengan satu kain?” Beliau menjawab, “Boleh, dan bersarunglah dengannya, walau ia hanya bisa mejahitnya dengan duri.”

Saya memang bukan ahli tafsir, namun setelah membaca surat Al-A’raf dan hadist itu saya jadi mengerti maksud dari aturan di masjid tersebut. bahwa, sebaiknya kita mengenakan pakaian terbaik ketika menghadap sang pecinta keindahan, sang pencipta kita. Yah, teman.. ibaratnya kita mau bertemu kekasih, masa mau tampil acak-acakan, kotor bernajis dan dekil tentu sebisa mungkin kita pakai baju ring satu, baju terbaik yang kita miliki, tidak selalu baru lho…

Mengenai mengapa tidak dibolehkannya sholat dengan memakai kaos, dalam pandangan saya jika kaosnya polos-polos saja dan tanpa bacaan aneh-aneh mungkin masih ditolerir. Namun, seperti yang kita ketahui bersama bahwa banyak juga kaos yang bertuliskan hal-hal lucu, unik dan aneh sehingga di khawatirkan malah mengganggu kekhusyu’an jamaah di belakangnya.

Bisa dibayangkan jika orang di hadapan anda memakai kaos bertuliskan

“apa liat-liat? Gak suka bilang!!”

“calon mertua bilang, saya harus pakai kaos merah hari ini. Dilarang protes!”

Atau kaos bertuliskan hal-hal yang nasionalis, idealis,

“Tolak Gratifikasi, awas bahaya laten korupsi”.

Mungkin saja setelah membaca tulisan-tulisan di kaos tersebut, pikiran kita jadi kemana-mana karena dipantik oleh pakaian di depan kita.

Kembali ke masjid tadi, ternyata marbotnya cukup disiplin, beliau tak segan-segan menegur kaum laki-laki yang kebetulan memakai kaos dan celana bolong-bolong saat hendak sholat Isya dan tarawih berjamaah. Bahkan, tak hanya menegur, masjid ini juga menyediakan 3 helai kemeja (setidaknya sejumlah ini yang saya lihat tadi di balik tembok tempat wudhu laki-laki). Saya pikir, adil juga ini masjid, tidak hanya menyediakan mukena tapi juga pakaian solat untuk jamaah laki-laki.

Dan tidak hanya saat bulan Ramadhan ini saja, aturan itu juga berlaku sebelum dan sesudah Ramadhan, karena Orang tua teman saya pernah di tegur dan disuruh beganti pakaian pada tahun 2010 silam.

Nah, bukan berarti masjid hanya untuk laki-laki yang berbaju koko saja kan? Yuuk.. marilah kita mengenakan pakaian terbaik saat beribadah.

Selamat sahur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun