Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Perenungan di Hari Anak Nasional 2021

23 Juli 2021   21:37 Diperbarui: 25 Juli 2021   08:30 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar pembicaraan hibah buku dengan orang tua murid (dokpri)

Sebagai seorang guru yang senantiasa berkecimpung dengan dunia anak, hari ini terasa sangat berbeda. Ada berbagai perasaan yang mengganjal saat memperingati Hari Anak Nasional tahun ini.

Dua tahun lalu, saya dan anak-anak masih bisa bersama melakukan permainan di sekolah. Ada gobak sodor, lompat karet, karambol, congklak, bekel, dan beberapa permainan lain. Sungguh terlihat kebahagiaan di raut wajah mereka kala itu.

Saat itu, anak-anak terlihat bahagia, bisa belajar, bermain, dan bersosialisasi dengan teman. Tahun ini adalah tahun kedua anak-anak terpaksa menikmati pembelajaran dari rumah saja. Sosialisasi dan permainan yang dilakukan pun terbatas dengan adanya pandemi. 

Anak sebagai aset bangsa yang berharga perlu mendapatkan perlindungan dan pemenuhan hak sebagai anak. Walaupun di masa pandemi, jangan sampai kebahagiaan anak dan hak anak akan pendidikan jadi terabaikan.

Beberapa hal yang menarik perhatian dan menjadi perenungan saya terkait hak anak untuk mendapatkan pendidikan yaitu:

1. Tidak adanya perangkat untuk melakukan pembelajaran secara daring

Tangkapan layar pembicaraan tentang kebutuhan HP untuk daring (dokpri)
Tangkapan layar pembicaraan tentang kebutuhan HP untuk daring (dokpri)

Tangkapan layar tersebut merupakan percakapan di salah satu WhatsApp grup pertemanan saya. Di mana salah seorang teman saya mengutarakan kepedulian terhadap muridnya yang tidak memiliki perangkat (HP) untuk pembelajaran daring. Jika ada yang berniat menghibahkan atau menjual dengan harga murah, teman saya siap untuk membeli. 

Tahun lalu, ada beberapa anak yang tidak memiliki perangkat juga. Sebagai seorang guru, pasti hati kecil terketuk saat melihat anak tidak dapat belajar. Teman saya pun membelikan HP dengan menyisihkan dana pribadinya. 

Tidak adanya perangkat untuk pembelajaran daring merupakan kendala seorang anak untuk mendapatkan hak pendidikan selama pandemi. Ternyata hingga saat ini masih dijumpai kendala terkait perangkat belajar daring. Ada keluarga yang memang belum memiliki HP yang memadai untuk digunakan dalam pembelajaran daring. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun