Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Peranan Peribahasa dalam Pendidikan Karakter

24 Juni 2021   02:16 Diperbarui: 24 Juni 2021   19:05 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elok Tri Lestari, Guru SDN 008 Baratan memberikan layanan khusus kepada anak diluar jam sekolah. Elok melalukan pendekatan khusus kepada anak, agar nyaman ketika mendapatkan pelajaran tambahan.(Dok. Inovasi Kaltara via edukasi.kompas.com)

"Anak sekarang kok nggak ngerti arti peribahasa ya?", keluh salah seorang guru yang mendapati anak didiknya tidak paham soal peribahasa

"Bocah saiki ora ngerti unggah-ungguh (anak sekarang tidak tahu tata krama)"

Dua kalimat yang pernah terlontar dan bukan hanya dari satu atau dua orang saja. Kalimat pertama sering ditemui pada guru yang mengajarkan bahasa Indonesia. Sementara kalimat kedua sering ditemui pada generasi yang membandingkan kehidupannya masa kecil dengan anak-anak pada zaman sekarang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan masa lalu dan masa kini mengalami banyak perubahan. Dahulu, para murid di bangku SD sudah dijejali dengan berbagai peribahasa dan wajib hafal.

Bahkan saya sendiri masih ingat ada buku khusus yang membahas tentang peribahasa dan menjadi kitab sakti zaman SD. Rasanya bahagia jika bisa menjawab pertanyaan dari guru tentang peribahasa walaupun di buku teks tidak ada.

Saat ini, pengajaran peribahasa sudah tidak seperti zaman dahulu. Kurikulum pendidikan yang selalu berganti dan disesuaikan dengan perkembangan zaman agak menggeser pengajaran peribahasa. Pengajaran peribahasa cenderung sebagai sisipan daripada diajarakan secara utuh dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Peribahasa (Sumber: Foto diolah dari pexels)
Peribahasa (Sumber: Foto diolah dari pexels)
Sebenarnya pengajaran peribahasa sangat bermanfaat dalam pembentukan karakter di bangku sekolah dan karakter dapat terbentuk melalui pembiasaan. Peribahasa merupakan salah satu sarana untuk memperkuat pendidikan karakter yang terdapat pada kurikulum 2013.

Jika mau menilik kurikulum 2013, ada 18 karakter yang dapat dikembangkan, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab 

Kondisi anak zaman sekarang sudah tidak dapat disamakan dengan dahulu. Setiap guru memiliki peranan untuk pendidikan karakter anak didiknya. Peribahasa dapat disisipkan ketika memberikan wejangan kepada anak didiknya.

Peribahasa yang diberikan oleh guru mungkin akan terdengar aneh di telinga anak zaman sekarang. Tinggal bagaimana guru bisa mengolah rasa penasaran anak didiknya supaya peribahasa yang berupa wejangan itu dapat menjadi panduan untuk berkarakter baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun