Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengajarkan Anak Berpuasa dengan Semboyan Ki Hajar Dewantara

2 Mei 2021   16:54 Diperbarui: 2 Mei 2021   16:56 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Pemerintah menghormati jasa  Ki Hajar Dewantara dengan menjadikan tanggal kelahirannya sebagai peringatan HARDIKNAS.

Sebagai pendiri Taman Siswa yang bergerak dalam bidang pendidikan, beliau aktif menulis dengan  tema pendidikan dan kebudayaan yang berwawasan kebangsaan. Ada tiga semboyan yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam mengembangkan pendidikan di Taman siswa, yaitu:

"Ing Ngarso Sung Tulodho. Ing Madyo Mangun Karso. Tut Wuri Handayani."

Ketiga semboyan ini berasal dari bahasa Jawa. Dalam setiap aspek kehidupan, semboyan ini sebenarnya dapat diterapkan, terutama yang erat kaitannya dengan pengajaran. Seperti halnya mengajarkan ibadah puasa kepada anak selama Ramadan.

1. Ing Ngarso Sung Tulodho

Ing Ngarso Sung Tulodho memiliki makna di depan memberikan teladan/ contoh/ sebagai panutan. Apa yang dilakukan anak biasanya tidak jauh dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Tak heran jika ada pepatah yang mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Anak akan lebih mudah melakukan apa yang diamati, daripada apa yang dikatakan oleh orang tua. Apa yang dilakukan anak meniru dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

Orang tua yang ingin mengenalkan dan mengajarkan ibadah puasa selama Ramadan kepada anak, harus dimulai dari orang tuanya terlebih dahulu. Seorang anak adalah pengamat ulung. Di usia balita, anak biasanya sudah mulai memberikan banyak pertanyaan. Setidaknya orang tua yang berpuasa dengan menahan makan dan minum seharian akan memancing rasa penasaran anak. Dengan teladan dan penjelasan dari orang tua, anak akan paham tentang apa itu puasa, mengapa harus melakukan, dan apa manfaatnya.  

2. Ing Madyo Mangun Karso

Ing Madyo Mangun Karso memiliki arti di tengah membangun kehendak. Keinginan berpuasa tidak akan dapat lahir sendiri dari anak tanpa dikenalkan oleh orang tuanya. Orang tua dapat melakukan beberapa hal agar anak memiliki kemauan untuk berpuasa, antara lain:

  • Mengajarkan anak berpuasa dengan waktu yang singkat terlebih dahulu

Kemampuan berpuasa anak dengan orang dewasa tidak dapat disamakan. Biarkan dimulai dengan waktu yang ditentukan anak atau semampu anak. Satu atau dua jam bagi anak dapat menahan jajan atau makan adalah sebuah prestasi. Lama kelamaan anak akan terbiasa dengan puasa tanpa perlu paksaan. Anak-anak juga dapat memulai dengan adanya puasa bedug (hingga azan Zuhur).

  • Memberikan penghargaan jika anak dapat melaksanakan puasa

Berapa lama puasa yang dapat dilakukan anak, tetap diberikan penghargaan sebagai sebuah apresiasi atas niat yang baik. Penghargaan tidak harus berupa barang yang mahal. Bisa saja berupa memberikan hadiah khusus saat lebaran atau menghadirkan menu kesukaan jika berhasil puasa.

  • Menyiapkan menu kesukaan anak saat sahur atau berbuka

Menyiapkan menu kesukaan saat sahur dan berbuka akan memancing anak untuk melakukan puasa dengan keinginan dari dalam. Namanya juga masih anak-anak, pasti akan tergoda dengan makanan yang disukai. Ini bisa menjadi pendorong agar anak belajar berpuasa.

  • Membuat bulan Ramadan terkesan istimewa dengan kegiatan kegamaan

Ramadan sebagai bulan penuh berkah memiliki perbedaan yang perlu dihadirkan di keluarga. Pada bulan ini, keluarga dapat memberikan jadwal rutin untuk anak memahami Alquran atau dibacakan kisah para nabi oleh ornag tuanya. Setidaknya Ramadan memberikan kesan di hati sehingga anak akan merindukan kehadiran Ramadan.

3. Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani berarti di belakang memberi dorongan. Seorang anak yang sedang belajar berpuasa perlu dukungan semangat dari orang tua. Pastinya mengawali kegiatan puasa bukanlah hal yang mudah bagi seorang anak. Ada kalanya anak tidak dapat menuntaskan puasanya dengan baik atau seperti harapan orang tua. Tidak perlu orang tua memarahi karena anak masih dalam proses belajar. Terlebih lagi jika usia anak untuk berpuasa belum merupakan kewajiban.

Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam hal ini misalnya:

  • Menyiapkan makanan yang menjadi sumber energi dan mengandung protein
  • Menghindari memberikan menu pedas agar tidak memicu asam lambung
  • Mencegah makan berlebihan saat sahur dan berbuka agar tidak kembung atau terganggu pencernaannya

Semboyan Ki Hajar Dewantara memang sangat kompeten dalam hal pengajaran. Sebagai orang tua masa kini, tentunya anak sangat membutuhkan teladan dan bukan hanya dari teori. Betapa mulianya jika orang tua dapat menerapkan ketiga hal ini dalam memberikan pengajaran puasa selama bulan Ramadan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun