Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Detik-detik (Mengenang) Proklamasi

16 Agustus 2014   21:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:22 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14081746221891837570

Detik-detik itu kian mendekat, kek. Detik-detik dimana segenap anak bangsa mengenang kata merdeka. Detik-detik dimana suara kidung pujian membahana seluruh negeri. Detik-detik dimana setiap pandang mata meluruh pada sang saka merah putih yang kini terlihat memudar warna.

Kakek, aku mohon, ceritakan lagi padaku tentang kisahmu dan kawan-kawan dalam memahami arti berjuang. Aku takkan pernah bosan mendengarnya, kek. Mesti kisah itu sudah berpuluh kali kau ceritakan, namun selalu dan selalu ingin aku dengar. Di samping karena banggaku pada perjuanganmu, aku juga ingin selalu menjaga kecintaanku pada tanah negeri dengan selalu mendengar betapa dulu kau pertaruhkan jiwa dan raga demi kemerdekaan, demi membuat ibu pertiwi sedikit bisa tampakkan senyumnya.

Kakek, detik-detik itu kian mendekat. Detik-detik dimana petinggi negeri berpakaian bagus, wangi dan terlihat gagah untuk melakukan acara seremoni mengenang perjuanganmu dan kawan-kawan yang telah memekikkan kata merdeka di seantero nusantara. Sangat berbeda dengan apa yang kau kenakan tatkala waktu dulu ya, kek?. Aku ingat kau pernah cerita membuat celana dari kain bekas karung beras atau kain sprei kumal, dan neneklah yang menjahit dengan tangannya sendiri.

Ah...kakek, sudah pasti beda  antara kau, kawan-kawanmu  dan para petinggi jaman sekarang bukan? Sekarang kita sudah merdeka, sudah menjadi negera yang berdikari, sedang dirimu dan kawan-kawan hidup dalam kungkungan penjajah asing, dan sepanjang hayatmu hanyalah berpikir bagaimana caranya bisa membebaskan negerimu dari belenggu mereka. Tanpa sempat memikirkan kemewahan hidup.

Kakek, daku bersyukur dilahirkan setelah negara ini merdeka, merdeka dalam arti penjajah asing yang mengangkat senjata itu telah pergi. Namun kakek, alangkah mirisnya keadaan negerimu ini. Tatkala arti merdeka kini hanya sebatas kata, negeri ini belum benar-benar merdeka seperti yang kau dan kawan-kawanmu cita-citakan dulu. Banyak penjajah berkeliaran di negeri ini kek, mereka mengatas namakan jabatannya untuk merampok negara, mereka tak pernah memikirkan rakyat,mereka bertindak semena-mena kek, mereka itu para koruptor hidup mewah di atas kemelaratan rakyat. Mereka gunakan jabatannya bukan untuk benahi negeri, justru mereka mengkoyak-koyak tatanan negara demi perutnya sendiri. Sangatlah berbeda jauh denganmu dan kawan-kawanmu dahulu. Kau pernah bercerita menahan lapar dan haus  di satu tempat, guna menyusun perlawanan selanjutnya, berhari-hari  kau dan kawan-kawanmu tak menemukan nasi, terkadang membakar beberapa singkong yang kau temukan di ladang-ladang masyarakat demi membungkam alunan keroncong dari perutmu. Ah kakek, aku semakin mengagumimu.

Kakek, detik-detik sudah semakin dekat denganmu, besok sehabis melaksanakan seremonialnya, mereka akan datang padamu membawa beberapa keranjang bunga untuk ditabur di atas makammu dan kawan-kawanmu. Aku turut bahagia, namun aku lebih bahagia lagi pabila saat mereka mendatangimu dan kawan-kawan, mereka bisa menemukan kembali sejatinya arti kata perjuanganmu dan mereka menyadari bahwa merdeka itu-pun milik rakyat kecil, rakyat miskin. Aku selalu mendoa agar setelah mereka taburkan bunga di atas makammu dan kawan-kawanmu mereka pulang lalu mereka bertekad memerdekakan juga rakyat kecil dari segala kekurangan hidup. Seperti cita-cita juangmu kek, membebaskan rakyat dari penjajah dan segala kekurangan hidup.

Kek, aku berharap kakek bisa datang besok di lapangan sekolah dekat rumah. Cucu kesayanganmu ini akan membacakan teks proklamasi di depan ratusan peserta seremoni peringatan dirgahayu negeri ini. Aku ingin jiwa juang kakek senantiasa temaniku dalam upacara itu, terlebih saat nanti aku membacakan teks sakti yang telah membebaskan negara kita dari penjajah dan telah kalian perjuangkan dengan gigih itu. Benar ya kek? temani cucumu ini besok pukul 10:00 pagi. Aku tunggu kek...

#catatansumbing, 16 8 14

di detik-detik jelang peringatan proklamasi

sumber gambar : blogerbugis.blogspot.com (kumpulan foto-foto pejuang kemerdekaan RI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun