Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fana

3 Agustus 2021   07:22 Diperbarui: 3 Agustus 2021   07:24 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

selayak sayatan jiwa Sapardi di gemulainya Sajak Tafsir
aku selembar daun terakhir yang bertahan di ranting yang membenci angin
sendiri mengeja sunyi
menanti kalam meluruhkan pada tanah
kering...
lalu tiada
seperti diriku
menunggu jatuh dalam bisu yang riuh oleh resah

aku selembar daun terakhir yang tak kan pernah bisa melihatmu bahagia
ajal telah menjelangku
dan serapalan doa meninggalkan jejak luka

#kedu 2 Agustus 21

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun