Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Melepas Kisahmu

25 Mei 2020   21:00 Diperbarui: 26 Mei 2020   19:06 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Granito Ibrahim

Resah ini,
Pada siapakah harus aku bagi, sedang kau tak pernah ada waktu tuk sekedar mendengarkan keluhku
Kau jauh di ujung senja, membagi tawamu pada buih pantai, mencengkerama ria pada hati yang lain
Biarkanku dengan segala gundah yang dicipta malam, diperam kelam
Lenakan aku pada pengharapan semu yang dibisikkan sepoi angin, dikisahkan oleh sabit rembulan

Sunyi ini,
Semakin meradangakan gelisah, memporakporandakan pikirku
Aku merindu dekapan hangatmu
Tatapan teduh matamu
Juga belaian lembut kasihmu
Kidung merdu telaga tak sanggup enyahkan kelesah ini
Semua mengendap
Meracuni pokok jiwa yang terserak  
Membunuh rasa dengan sayatan pedih atas nama cinta
Lalu inikah nyata dari ikrar yang pernah kau tancapkan ke hatiku
Yang padanya ombak melembutkan derunya
Langit membirukan nuansanya
Juga peri bersayap putih yang meniupkan seruling surga
Mengiringi perjalanan asmara kita menuju sakramen tautan jiwa
Sejatikan untaian janji di altar putih
Di mana pemuka telah bersiap dengan akad suci

Ke manakah cerita asmara kita menghilang
Mungkinkah terbawa mentari sore tadi
Lalu tenggelamkan asa di sebalik bumi
Entah

Sunyi ini
Memenjarakan lamunanku atas kisah kasih tak sampai
Dan kini aku harus melepasmu
Melepas kisah yang dirampas oleh waktu
Aku berpasrah

*Kedu 25 Mei 2020*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun