Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Untuk Sebuah Kenangan Cinta

26 Maret 2019   06:36 Diperbarui: 26 Maret 2019   07:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iluistrasi gambar by Gilang Rahmawati Prameshwara

dari hati yang bening
aku pintal sebuah pengharapan
pada langit yang kan memayungi cinta kita
aku petik melati putih
kurangkai indah bersama rinduku
meski waktu melewati seribu musim
tetaplah wangi menjadi kenangan

kehidupan teruslah berputar
musim boleh berganti
usia makin beranjak
namun cinta tetap untukmu
tak lekang
juga tak hilang
cinta ini kan selalu berwarna
selayak pelangi di kebiruan cakrawala

pada Sang Pencipta
aku langitkan pengharapan
agar di setiap desah adalah doa
bermuara pada kehidupan yang abadi
tautan cinta kita bukanlah sebuah mimpi
ia akan tegak berdiri
menyangga tubuh kita yang kian renta

*26maret2013

Alam masih berkabut lumayan tebal di pagi ini, saat aku membuka laman FB dan menemukan puisi ini di kenangan 26 Maret 2013 lalu. Dada sontak terasa sesak, puisi itu aku buat untuk mendiang mas bojo yang kala itu tengah kerja di Qatar, Timur Tengah. Seumur pernikahan kami yang telah menginjak 29 tahun ini memang kerap sekali suami bertugas di luar kota, pulau ataupun negara.

Kisah cinta kami berdua, pada awalnya hampir mirip dengan cerita Romeo Juliet, meski pada akhirnya kami bisa menikah dengan restu nenekku, dan keluargaku menerima apa adanya pilihanku. Sekuat hati kami ingin menunjukkan pada orang tua kami bahwa ini (pernikahanku dengan Mas Bojo) adalah jalan pilihan terbaik kami. Meski terkadang kerikil-kerikil tajam menghalangi langkah, bahkan badai menerjang biduk kecil kami, namun kami selalu bertahan, Alhamdulillah.

Perjalanan cinta yang penuh dengan lika-liku kini menjadi sebuah kenangan yang temani hari-hari sepi saat aku kembali merindukan sosoknnya. Dulu dia berjanji akan menemani sisa hari-hari kami, dan kami akan merenta bersama, namun kini janji hanyalah tinggal janji. Allah berkuasa atas takdir kehidupan ini, dan aku dipisahkan dengannya oleh sebuah maut.

Kenangan ini akan selalu jaga seperti halnya aku menjaga cintanya hingga akhir masa. Berharap kelak kami dipertemukan kembali agar aku bisa persembahkan kesetiaan ini padanya.

PK, 26319

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun