Mohon tunggu...
Sellyn Nayotama
Sellyn Nayotama Mohon Tunggu... -

Siswa SMP kelas 2 (thn 2018), suka membaca dan menulis. Novel pertama "Queen Kendzie" (terbitan Kompas Gramedia); cerpen "Jam Weker Shabby" dalam antologi (Penerbit Mizan). Baca juga di akun: www.kompasiana.com/sellynnayotama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Catatan Hari Kemerdekaan RI] Cie Ulang Tahun Cie

20 Agustus 2016   15:32 Diperbarui: 20 Agustus 2016   15:46 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis untuk Kompasiana |dokpri

Catatan ini kutulis pada malam menjelang hari kemerdekaan RI ke-71.

“Cie, dah mao ulangtaon cie. Dah mao 71 taon nih ye.”
Sambil ngeledek ples ngeliat jam, aku pun nyadar bahwa beberapa jam lagi itu ada yang mau ulangtaon. Yaitu adalah si dia yang tercinta. Eak eak, gak lah, bukan siapa-siapa kok. Tapi, negaraku, tanah air yang tercinta ini. Tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, yaitu 71 tahun yang lalu -- negara kita merdeka, para Kompasianer.

Kebayang ga, dulu tu negara kita dijajah sama bangsa Belanda. Para pejuang yang memiliki semangat patriotisme yang tinggi, mati-matian berjuang dalam pertempuran. Nah, setelah merdeka, kini kita tinggal menikmati usaha dan kerja keras para pejuang bangsa. En, apa yang kita lakuin buat merayakan ulangtaon negara kita ini?

Seluruh warga negara Indonesia merayakan ulangtaon Indonesia dengan cara yang berbeda. Ada yang hidupnya tetap gitu-gitu aja, ga mau berubah, atau males-malesan. Tapi ga sedikit juga orang yang memandang kemerdekaan ini sebagai sesuatu yang patut dibanggakan dan dihargai. Maka dari itu, orang-orang pinter itu rajin belajar. Lama-kelamaan, kepinteran. Yaiyalah, orang pinter rajin belajar, yha malah kepinteran. (eh ngga deng ya, becanda heheh. Garing, maapkan).

Kita seringkali mendengar pidato-pidato maupun orang-orang baca puisi dengan penuh penghayatan. Mereka biasanya melakukan ini waktu ulangtaon Indonesia. Dengan penuh penghayatan ampe nangis darah, mereka berkoar-koar mengatakan, “bangsa ini harus berubah, hidup Indonesia. Merdeka, merdeka!” (bahkan siapatau ada yang nangis kali ye, bisa jadi si). Penonton yang waktu itu nontonin merekapun jadi salut dan kagum ama rasa patriotisme si pembaca pidato/puisi. ‘Ni orang hebat banget yak, kayanya cinta banget ama negaranya.

Ya emang bener si, tapi, apa iya si orang itu benar-benar melakukannya di kehidupan nyata? Orang-orang yang ngomong “Indonesia, jayalah engkau, dan bla bla” itu beneran, nggak? Banyak lho, orang yang keliatannya pede banget baca puisinya, padahal aslinya nggak gitu. Yang katanya mau rajin belajar, eh tapi ternyata sama aja kayak waktu sebelum kemerdekaan, bahkan kemerdekaan yang taon lalu.
Yang berkoar-koar komitmen cinta negara, eh nggak taunya masih males-malesan. Basi banget itu mah kalo cuma baca puisi doang yang bagus. Mendingan ‘gausa baca puisi, tapi perbuatan kita yang nyata terlihat bahwa kita berkomitmen sama Pancasila dan tanah air kita ini. Ya gak? Terus caranya? Ngaca dulu keles -- dan kerja keras.

Ga terasa ya, dah 71 tahun Indonesia merdeka. Ngeliat kasus korupsi di kiri, kekerasan pada anak waktu nengok kanan, ke depan ke belakang banyak masalah negara yang lain. Pasti waktu nonton tipi kita kan mikir yah, “Lah, ini Indonesia kok kaga’ maju-maju ya. Kebanyakan dari kita, atau malah hampir semua, suka ngeluh begitu. Padahal, kalo kita jalan, nggak sadar atau bagaimana, buang sampah sembarangan. Giliran melihat orang lain begitu, mikirnya “Itu orang mikir ngga yah?”

Nah, gimana Indonesia mau maju kalo orang-orang pada saling pandang-pandangan gitu? Kan repot jadinya. Maka itu, pesan aku di tulisan kali ini, ngaca dulu keles, siapa tau ada jerawat baru nemplok  #eh. Ya, maksudnya, kita harus melihat kekurangan diri sendiri sebelum nyindir orang lain. Yang kedua, harus terus bekerja keras demi melanjutkan perjuangan para pejuang bangsa yang telah gugur sebelum kita.
Oh iyak, beberapa jam lagi kan kemerdekaan Indonesia. Nanti kita janjian nyelametin bareng mau, gak?

Kata-katanya harus bareng ngucapinnya, "Cie ulangtaon cie. Dah 71 taon ni ye. Jaya terus yak. Ai lop yu.”
Dirgahayu RI ke-71. Jayalah engkau, Indonesia.
#salammerdeka

Sellyn, 16 Agustus 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun