Mohon tunggu...
Selly Andini
Selly Andini Mohon Tunggu... Wiraswasta - tidak ada

harta membawa nikmat dan laknat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Harta Membawa Nikmat dan Laknat

22 Januari 2021   16:30 Diperbarui: 22 Januari 2021   16:35 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harta adalah sesuatu yang memiliki nilai material di mata manusia. Harta yang Allah berikan adalah nikmat dan karunia bagi manusia yang dimana harta tersebut mampu untuk memenuhi segala kebutuhan bagi manusia yang dikelilingi dengan kesulitan. Terpenuhinya segala kebutuhan itu akan muncul rasa bahagia. Namun, bahagia yang  berlebih muncul disaat harta yang di peroleh mencukupi untuk biaya kehidupan keluarga.

Setiap nikmat yang kita terima merupakan pemberian dari Allah SWT dengan cara kita menggunaknnya. Sebab, ketika limpahan nikmat yang diberi merupakan kebahagiaan atau kesenangan. Allah SWT. juga menyebut pada (Q S. Ali Imran; 14).

Sesuatu kenikmatan bisa saja membawa manusia pada kelaknatan. Ketika seseorang melakukan  kemaksiatan terhadap Allah SWT. , maka Allah SWT. akan memberi semua kenikmatan, kesenangan, kesehatan terus menerus, dan panjang umur terhadap manusia. Seseorang pernah bertanya " mengapa orang yang selalu melakukan kemaksiatan (berjudi, meminum minuman keras, dan melakukan hal-hal yang di anggap melanggar aturan seperti bercumbu dengan seseorang selain mahramnya) rezekinya selalu lancar, dilimpahkan dengan gelimangan harta yang berlebih?. Lalu seseorangpun menjawab " manusia yang melakukan kemaksiatan, namun ia mendapatkan kesenangan dan kenikmatan dengan harta yang berlimpah itu merupakan istdraj. Istdraj yaitu kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang jauh dari-Nya yang sebenarnya itu menjadi azab baginya apakah dia bertobat atau semakin jauh.

" Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (Ali 'Imran: 178) "

Sebagaimana diceritakan pula bahwa Firaun adalah orang yang tidak pernah merasakan sakit, bahkan bersin pun dia tidak pernah dan itulah yang membawa dia semakin bersombong diri.

Sebagai manusia, kita harus berkaca, apakah nikmat yang selama ini kita dapatkan adalah benar-benar nikmat dari Allah yang akan membuat kita semakin dekat dengannya atau justru Istidraj yang akan membawa kita menuju azab dari Allah SWT .

Diriwayatkan dari Ka'ab bin 'Iyadh radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (godaan yang merusak/menyesatkan mereka), dan fitnah yang ada pada umatku adalah harta". (HR. Tirmidzi)

Maksud hadits ini adalah bahwa menyibukkan diri dengan harta secara berlebihan merupakan bentuk fitnah atau ujian yang bisa merusak agama seseorang, karena harta dapat melalaikan pikiran manusia dari melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT dan membuatnya lupa kepada akhirat.

Celaan dan peringatan terhadap bahaya fitnah harta tersebut bukan pada zat harta itu sendiri, akan tetapi maksudnya adalah celaan terhadap kecintaan yang berlebihan terhadapnya sehingga melalaikan manusia dari mengingat Allah dan tidak menunaikan hak-hak Allah yang wajib dilakukan oleh para hamba-Nya.

Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi rahimahullah berkata: "Dunia (dan perhiasannya) tidaklah dilarang atau dicela pada zatnya, tapi karena dikhawatirkan harta dunia itu menghalangi manusia untuk mencapai ridho Allah, sebagimana kemiskinan tidaklah dituntut dan dipuji pada zatnya, tapi karena kemiskinan itu pada umumnya tidak menghalangi dan tidak menyibukkan manusia dari beribadah kepada Allah. Berapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak melupakan dirinya dari beribadah kepada Allah, seperti Nabi Sulaiman 'alaihissalam, demikian pula sahabat Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu 'anhum. Dan berapa banyak orang miskin yang kemiskinannya justru melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya."

"Hai orang-orang yang beriman janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi," (QS. Al-Munafiqun : 60).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun