Mohon tunggu...
Selly Beauty Wahayu
Selly Beauty Wahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalism Enthusiast

If you are living your life without giving an 'f', you are only living a li[ ]e.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pseudosains: 3 Fenomena Semu yang "Masih" Kamu Percaya!

25 Maret 2022   08:01 Diperbarui: 25 Maret 2022   08:08 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

1. Otak Kanan VS Otak Kiri

Kepercayaan terhadap dominasi salah satu bagian otak dibagi menjadi dua. Mereka yang didominasi otak kanan adalah orang yang ahli dalam ilmu sosial, kreatif, dan artistik. Sedangkan mereka yang didominasi otak kiri adalah orang yang ahli dalam ilmu eksak, logis, dan analitis. Mereka percaya bahwa kecenderungan terhadap otak kanan akan lemah dalam ilmu eksak, tidak logis dan analitis. Begitu juga sebaliknya.

Ternyata, hal di atas termasuk dalam pseudosains karena dianggap sesuatu yang ilmiah. Ditemukan sebuah fakta oleh peneliti Universitas Utah (2013) terhadap 1000 otak manusia yang mengungkap perbedaan dominasi otak tidak mempengaruhi apapun. Menurut hasil pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI), tidak ada indikasi dominasi salah satu bagian otak mempengaruhi kepribadian seseorang. Penelitian oleh ahli saraf juga tidak menemukan bukti pendukung teori tersebut. Memang kedua sisi otak tersebut memiliki fungsinya masing-masing, tetapi keduanya bekerja secara simultan, saling terhubung, dan melengkapi. Sesuatu yang kreatif juga membutuhkan pemikiran analitis.

2. Astrologi

Pada awalnya ilmu Astrologi dikaitkan dengan ilmu Astronomi, dimana perbintangan akan mempengaruhi nasib seseorang. Astrologi lebih dikenal dengan istilah zodiak. Contoh kepercayaannya seperti pengelompokkan tanggal kelahiran yang mempengaruhi kematian, karakter, dan watak seseorang. Hal ini termasuk dalam ramalan alam yang digunakan pada zaman dahulu dan tidak diketahui secara pasti sumbernya.

Setelah teleskop untuk meneropong benda angkasa ditemukan di tahun 1600-an, terbukti bahwa pergerakkan bintang tidak mempengaruhi nasib dalam kehidupan. Sebagai contoh, korban perang yang tewas di waktu yang sama tidak memiliki zodiak yang sama. NASA juga menganggap Astrologi tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. 

Sayangnya, orang-orang zaman sekarang yang mempercayai zodiak tidak menelisik asal-usul teori zodiak ini. Posisi benda langit memang tidak mempengaruhi manusianya dan hanya mempengaruhi musim dan cuaca di bumi. Tetapi kepercayaan terhadap 'teorinya' secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan (semacam efek plasebo). Oleh karena itu, tidak jarang kecocokan teori zodiak dengan realitanya diakui banyak orang sehingga kepercayaan ini semakin populer.

3. Gelang Keseimbangan (Power Balance)

Para ilmuwan meragukan performa gelang karet hologram yang diklaim dapat meningkatkan keseimbangan, kekuatan, dan fleksibilitas penggunanya. Dr. Andrew Dearden dari British Medical Association di Wales mengkritisi Power Balance  sebagai pseudosains. Peneliti di University of Wales Institute Cardiff melakukan uji coba terhadap Power Balance melalui frekuensi alami. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan antara memakai gelang biasa atau gelang Power Balance.

Efek dari Power Balance dikategorikan sebagai keyakinan terhadap sensasi, karena tidak ada mekanisme yang masuk akal dan tidak ada data yang berkualitas untuk mendukung klaim tersebut. Power Balance sendiri juga mengeluarkan pernyataan, bahwa tidak ada bukti ilmiah yang kredibel atas efek yang dirasakan penggunanya.

Keyakinan terhadap efektifitas Power Balance dapat disebabkan oleh pandangan harga terhadap barang, "Semakin mahal sebuah barang, maka semakin efektif barang tersebut", terlepas dari penawaran iklannya benar atau tidak. Serta pengalaman positif dari banyak pengguna lain yang disebabkan oleh keyakinan subjektif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun