Mohon tunggu...
selichaplin
selichaplin Mohon Tunggu... Freelancer - panjang umur perjuangan

belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jateng Diisukan Makin Miskin, Elektabilitas Ganjar Malah Naik

16 Juni 2022   15:19 Diperbarui: 16 Juni 2022   15:27 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu kemiskinan Jawa Tengah saat ini jadi bola panas yang terus dipantulkan ke sana ke mari oleh banyak pihak. Sedikit di antaranya, turut menyipratkan bensin menambah bara api dari bola itu.

Bukan hal baru memang, banyak pihak yang terus saja menggali dan mencari kekurangan ganjar pranowo. Pesona bapak satu anak kelahiran Tawangmangu itu, terlalu mentereng dan menyilaukan mata pembencinya.

Mereka mungkin saja sedang kebakaran jenggot dari bola panasnya sendiri. Apalagi sejumlah lembaga survei merilis hasil yang menggembirakan bagi para simpatisan ganjar. Ibarat masakan, dia sudah pasti enak darisananya mau dimasak dengan cara apapun.

Itu cuma pengibaratan penulis terhadap rilis hasil survei yang dilakukan oleh Charta Politika. Dalam simulasi tiga pasangan capres-cawapres, Ganjar selalu unggul. Hasil sama juga muncul dari survei Poltracking Indonesia. Di lembaga survei itu, ada dua simulasi pasangan capres-cawapres.

Jaka sembung bawa gitar kalau bicara hasil survei dan penanganan kemiskinan. Tapi ada benang merah yang menurut penulis bisa ditarik. Misalnya, bagaimana pola Ganjar merangkul seluruh pihak untuk ngeroyok si kemiskinan itu.

Misalnya ketika Ganjar dengan gagasan satu dinas satu desa miskin. Orang miskin saat ini tinggal di tempat yang tidak layak. Maka Ganjar mendoorng program Rumah Sehat Layak Huni dengan menggandeng Baznas juga.

sabakota id
sabakota id
Maka orang atau minimal satu keluarga penerima manfaat itu, bisa meningkat daya hidupnya. Uang yang semula harus disisihkan untuk memperbaiki rumah rusak bisa dimanfaatkan untuk yang lain. Menabung misalnya.

Lalu listrik murah. Ada juga jambanisasi. Lalu dengan pembinaan dan pelatihan pada penerima manfaat. Artinya bantuan yang diberikan itu diharapkan nggak cuma jadi satu pukulan mati tapi menjadi motivasi untuk mereka lebih produktif.

Kalau dilihat sekilas, memang cara ini menghabiskan banyak waktu karena tidak akan langsung menghilangkan kemiskinan. Tapi sebenarnya, upaya ini efektif untuk mengentaskan kemiskinan jangka panjang.

Mantan anggota DPR ini berpendapat kalau pemberian bantuan langsung tunai saja, tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan. Satu pukulan, tidak akan terasa jika yang dihantam besar dan kekar seperti Ade Rai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun