Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Bangkit Kembali Saat Jatuh, Kunci Mengatasi Kegagalan

25 Juni 2021   06:00 Diperbarui: 12 Agustus 2021   09:52 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak berjalan | Sumber: Pixabay

Pandemi Covid-19 di tanah air, belum menampakkan tanda akan berakhir. Pandemi ini telah membawa kesulitan dan kesedihan tersendiri, ketakutan, kekhawatiran dan lain-lain.

Banyak sendi kehidupan yang runtuh, banyak yang kehilangan pekerjaan, kehilangan anggota keluarga, mulai kehilangan harapan dan lain-lain.

Dengan semua yang telah terjadi selama pandemi ini, banyak yang telah "jatuh" di berbagai bidang kehidupan, seperti bisnis, pendidikan dan lain-lain.

Ketika jatuh, bisakah kita segera bangkit kembali?

Ketika gagal, apakah kita belajar darinya dan menganggapnya sebagai kesempatan untuk tumbuh?

Banyak dari kita, termasuk saya, terkadang berjuang untuk belajar dari kegagalan itu, tapi seringkali juga begitu mudah menyerah.

Bangkit Saat Terjatuh, Belajar dari Pengalaman Belajar Berjalan

Ilustrasi anak berjalan | Sumber: Pixabay
Ilustrasi anak berjalan | Sumber: Pixabay
Pernahkah Anda melihat anak kecil belajar berjalan? Atau mungkin mengalami sendiri mengajarkan si buah hati saat masih kecil?

Saya teringat saat anak pertama kami belajar jalan, awalnya dia belajar berdiri dengan tetap kami pegangi. Lalu dia mulai belajar berdiri dengan memegang benda apapun yang ada di dekatnya, misalnya orang dewasa, dinding atau perabot. Meski dia sudah bisa melangkah satu dua langkah dengan berpegangan, tapi sebenarnya dia belum benar-benar "bisa" berjalan.

Suatu hari, dia mengambil beberapa langkah dan saya perlahan mulai melepaskan pegangannya untuk melihat apa yang akan terjadi. 

Dia mengambil satu atau dua langkah dan kemudian jatuh, dengan wajah lebih dulu di atas karpet lembut. Saya kaget tapi berusaha tetap tenang. Dia tidak menangis dan melihat ke arah saya. 

Meskipun dia belum bisa berbicara, ekspresi wajahnya menunjukkan dengan sangat jelas bahwa dia ingin saya menjemputnya sehingga dia bisa mencoba lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun