Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Sahur di Masa Kecil yang Tak Terlupakan

1 Mei 2021   01:48 Diperbarui: 1 Mei 2021   01:50 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto : Kisah tetang tradisi sahur dan gendongan bapak, Dokpri diolah dari Pixabay dan Canva

Hargai setiap momen bersama anak-anak di waktu kecil, karena tidak ada yang pernah bisa mengembalikan masa kecil mereka.

Setiap keluarga punya cara dan kebiasaan tersendiri dalam menyambut Ramadan, seperti adanya kekhasan dalam menyiapkan buka puasa atau makan sahur.

Demikian juga dengan keluarga saya. Sampai sekarang saya masih mengingat dengan baik, bagaimana suasana saat sahur dan berbuka. Dan tentu saja cara bapak membangunkan anak-anaknya saat masih kecil untuk makan sahur.

Ya, saat sahur Bapak memang bertugas membangunkan anak-anak. Saat itu ibu dan mbah putri sibuk di dapur menyiapkan makan sahur buat kami semua.

Cara bapak membangunkan anak-anak terbilang unik. Bapak tidak menepuk-nepuk atau menggoyang-goyangkan kaki kami. Tidak juga berteriak keras. Tapi bapak akan menepuk pelan-pelan pipi kami lalu mengendong kami sampai ke meja makan, lalu mendudukkannya di kursi. 

Secangkir susu coklat hangat sudah tersedia.  Kami segera meminumnya. Biasanya setelah minum susu, maka kantuk akan hilang dan kami segera melanjutkan makan nasi beserta lauk pauknya.

Saat itu masakan ibu dan mbah putri yang jadi favorit adalah serundeng daging. Rasa enaknya masih terkenang hingga sekarang.

Membuat serundeng ini butuh waktu relatif lama. Bahan baku berupa parutan kelapa dibumbui dengan bawang merah, bawang putih dan bumbu lainnya, lalu dimasak bersama potongan daging yang diiris kecil-kecil. 

Memasaknya cukup lama, harus selalu dibolak-balik sampai kelapa parut berubah warna menjadi kecoklatan dan daging matang sempurna. Karena masaknya cukup lama, serundeng ini tahan disimpan beberapa hari. Dimakan pakai nasi panas enak sekali.

Saat kecil saya sering menunggu mbah putri memasak serundeng di tungku tanah liat menggunakan bahan bakar arang. Kami menyebutnya "anglo". Kata mbah putri, masak di anglo akan membuat cita rasa makanan bertambah lezat. Saat itu mbah putri juga sering memanggang ayam menggunakan anglo. Dan memang ayam panggang buatan mbah putri ini rasanya enak sekali!

Saya sendiri sampai sekarang belum pernah memasak menggunakan anglo. Hehehe terbayang kotor dan ribetnya. Takut abu bekas arang beterbangan di dapur saya yang tidak begitu luas. Belum lagi menyalakan bahan bakar arang ini butuh perjuangan tersendiri. Hehehe belum apa-apa sudah nyerah duluan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun