Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Inilah Khas Ramadan yang Dirindukan

16 April 2021   02:20 Diperbarui: 16 April 2021   02:25 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Rudy and Peter Skitterians dari Pixabay

Ramadan dan pandemi. Ada momen yang hilang. Ada hal-hal yang berubah. Ada hikmah di balik musibah. Ada cerita kenangan buat anak cucu kita kelak.

Selama ini saya belajar melihat segala kejadian dalam bingkai positif. Pasti ada pesan di balik sebuah peristiwa. Seperti ada yang ingin disampaikan kepada kita, manusia. Pun pandemi yang kini menghampiri. Pandemi yang belum juga pergi. Tak apa, jangan bersedih berkepanjangan. Mari kita terima dan jalani dengan penuh ikhtiar, kebersaman dan kesyukuran. 

Menerima bahwa saat ini kita sedang sama-sama diuji. Bahwa corona bukanlah masalah perseorangan, tapi masalah kita bersama, dan hanya kebersamaanlah yang bisa melawannya. 

Sama-sama melakukan protokol untuk memutus rantai penularannya. Sama-sama berikhtiar melaksanakan vaksin. Sama-sama membantu yang sedang kesusahan, terutama di tahun kedua ini. Kemampuan bertahan di tengah badai pandemi sedang diuji. Mampukah kita?

Pandemi ini semakin berat dirasakan oleh beberapa saudara kita yang terdampak bencana alam, gempa dan angin ribut, yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Teriring doa buat saudara-saudara kita di beberapa wilayah yang terdampak bencana alam, semoga diberikan kesabaran dan kemudahan. 

Pada saat yang sama, bulan suci Ramadan datang menyapa. Sesulit apapun, protokol kesehatan tetap harus ditegakkan, untuk mencegah kejadian yang lebih buruk. Beberapa momen yang berbasis kerumuman massa harus ditiadakan.

Kita sama-sama rindu akan momen khas Ramadan yang tiba-tiba berubah dan hilang. Kumpul bersama teman-teman saat acara cucurakan, yaitu makan bersama teman-teman atau keluarga besar beberapa hari jelang Ramadan. Saat pandemi ini, makan bersama di luar sebaiknya dihindari, karena resikonya yang amat besar.

Khas Ramadan yang lain adalah ngabuburit bersama dan pembagian takjil menjelang buka puasa, biasanya dilakukan di beberapa titik yang berlokasi di pinggir jalan atau persimpangan yang cukup ramai.  

Sahur on the street dan buka puasa bersama juga ditiadakan dalam 2 Ramadan terakhir ini. Sebelum pandemi, setiap akhir pekan, kita akan disibukkan dengan berbagai undangan buka puasa bersama, undangan dari kantor, group alumni teman SD, SMP, SMA, kuliah, RT, RW, group orang tua tempat anak bersekolah dan lain-lain. Hingga kita jarang buka bersama keluarga di rumah.  

Di akhir Ramadan, pembagian zakat dengan mengumpulkan banyak warga dan takbir keliling juga dihindari, diganti dengan cara lain yang tidak memobilisasi warga dan menjauhi kerumunan. Semua itu bertujuan untuk menekan angka positif covid-19.

Tapi dari semuanya itu, yang paling saya rindukan adalah suasana Ramadan di masa kecil. Saat salat tarawih di masjid dekat rumah yang tak terlalu terang. Saat salat kadang tertawa cekikikan bersama teman-teman, saling mengganggu konsentrasi dan kekhusyukan. Anehnya saat itu tak ada orang dewasa yang memarahi kami, sehingga kami dengan senang hati datang ke masjid lagi tanpa rasa takut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun