Mohon tunggu...
Selfi Alfiani
Selfi Alfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PWK UNIVERSITAS JEMBER

Hobi : Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wisata Bangkitkan Perekonomian Banyuwangi?

14 September 2022   22:48 Diperbarui: 14 September 2022   22:51 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak adanya covid-19 pada tahun 2020 lalu perekonomian di Indonesia mengalami penurunan dan perkembangannya juga kurang stabil. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 Indonesia mengalami penurunan  perekonomian drastis hingga mencapai -2,07 persen. Hal itu dikarenakan adanya lockdown yang sampai berbulan-bulan, sehingga masyarakat tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Covid-19 bukan hanya berpengaruh pada kesehatan saja, tetapi juga berdampak pada pekerjaan dan aktivitas masyarakat yang menjadi dampak adanya covid. Karena adanya penurunan ekonomi juga banyak masyarakat yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan menjadi pengangguran.

Kabupaten Banyuwangi juga ikut merasakan dampak yang terjadi akibat pandemi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan perekonomian Kabupaten Banyuwangi juga menurun akibat dampak pandemi. Kabupaten Banyuwangi adalah kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa dan merupakan kabupaten terluas di Provinsi Jawa Timur. Banyuwangi juga identik dengan julukan "kota gandrung" dan suku aslinya yaitu suku osing. Namun, banyak juga adat istiadat dan event-event budaya yang diselenggarakan hampir setiap bulan oleh masyarakat maupun pemerintah setempat.

Di Kabupaten Banyuwangi masih melakukan pemulihan ekonomi pada tahun 2022 pasca pandemi covid yang terjadi pada 2020 sampai 2021. Angka kemiskinan di Banyuwangi pada masa pandemi covid naik 0,1 persen dan menjadi yang terendah di Provinsi Jawa Timur. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan perekonomian salah satunya dengan event banyuwangi festival. Sektor pariwisata juga mengalami penurunan drastis karena pada saat pandemi banyak tempat wisata yang ditutup, dibatasi jam operasional, dan jumlah pengunjung karena untuk menghindari kerumunan dan kegiatan masyarakatpun juga terbatas.

Dampak covid pada sektor pariwisata sangat berpengaruh di Banyuwangi karena banyak sekali wisata yang dapat dikunjungi mulai dari pantai, taman nasional, air terjun, pegunungan, desa wisata dan masih banyak lagi. Hampir semua kecamatan memiliki wisata dan adat budaya sendiri. Untuk wisata sendiri  akses  untuk wisatawan dibatasi seperti penerbangan dari luar kota ataupun luar negeri. Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS) kunjungan wisatawan mancanegara pada saat tahun 2020 menurun.

Pada masa pandemi tempat wisata di Banyuwangi membatasi pengunjung dan jam kunjung. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi juga mengupayakan pariwisata tetap berjalan tetapi berdampingan dengan pandemi dan harus mematuhi protokol kesehatan. Wisata di Banyuwangi juga lebih banyak mengarah kepada alam asli yang dikembangkan dan dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menjadi sebuah wisata yang dapat dinikmati dan dikunjungi oleh siapapun.

Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2021 lalu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan "Setelah pandemi terkendali, semua orang sedang memelototi akan berwisata kemana. Daerah harus menyiapkan diri. Ini akan menjadi momen bagi pariwisata daerah untuk bangkit." Setelah pandemi berakhir bagi sebagian orang sangat ingin berwisata untuk refreshing karena sudah jenuh dengan bekerja dari rumah, sekolah dari rumah. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandini juga mengungkapkan telah menyiapkan tiga strategi pariwisata yang makin digital, makin kreatif, makin sehat dan disebut "tiga makin".

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan pemasukan ekonomi. Salah satu peranannya juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Banyuwangi. Karena banyak wisata alam yang di kelola dan difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Warga sekitar wisata biasanya juga memanfaatkan dengan berjualan. Tidak hanya alam murni saja yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, namun kebudayaan dan keberagaman lokal juga dimanfaatkan dan difasilitasi sehingga banyak wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang berkunjung. Festival yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga bukan hanya disaksikan oleh masyarakat sekitar saja, namun banyak juga wisatawan yang tertarik dengan kearifan lokal budaya Banyuwangi yang sangat beragam.

Proses pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi 2022 sudah mulai kembali membaik pasca pandemi covid. Pemulihan utama berfokus pada pendidikan dan kesehatan, selanjutnya pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sektor pertanian, dan pariwisata.  Kunjungan wisatawan yang meningkat pada tahun ini sangat berdampak pada UMKM  masyarakat Banyuwangi. Salah satu produk yang permintaan pesanan produknya meningkat yaitu anyaman  yang berbahan dasar bambu. Pernah mengalami penurunan omzet hingga 70 persen saat pandemi.

Menurut Sukron Makmur, ketua pengrajin bambu Desa Gintangan "Walaupun sempat mengalami penurunan omzet selama 2 tahun terakhir sampai 70 persen, Desa Gintangan saat ini sudah perlahan dikunjungi wisatawan sehingga sedikit banyak kami dapat pemasukan dari sana. Selain itu kami juga mengekspor bambu (bahan baku) ke Maldives hingga 15.000 lonjor bambu. Tidak hanya Sumber Daya Alam (SDA) bambu saja, namun Sumber Daya Manusia (SDM) perajin bambunya juga mengerjakan di Maldives, itu semua karena kualitas SDA dan SDM dari Desa Gintangan, Banyuwangi itu sendiri," ujar Sukron

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi M.Yanuar Bramuda mengungkapkan "Kami optimis kunjungan wisatawan bisa tembus 3 juta pada tahun 2022 ini," ujarnya. Pada tahun 2021 jumlah wisatawan melebihi target hingga mencapai 2 juta. Adapun usaha penambahan wisata baru untuk dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. "Apabila tingkat kunjungan wisatawan meningkat, tentu akan menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi," tambahnya.

Salah satu pendapatan juga dari sektor pertanian. Meskipun pandemi covid sektor pertanian tetap mengalami pertumbuhan yang baik. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap di Banyuwangi ada food estate manggis. Bupati Banyuwangi menanggapi hal ini dengan positif. Khofifah juga menyinggung pesan Presiden Joko Wido do tentang peningkatan kualitas pertanian, khususnya seperti produksi manggis di Banyuwangi yang dapat memajukan sector pertanian Jawa Timur. Bupati Banyuwangi juga mengungkapkan bahwa Banyuwangi telah berkali-kali mengekspor manggis ke luar negeri. Untuk mengembangkan sektor pertanian ini bukan hanya sekedar lahannya saja yang luas, tetapi Sumber Daya Manusia (SDM) nya juga harus kreatif dan inovatif dalam mengolah lahannya untuk mengatur penanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun