Mohon tunggu...
Harun Al Rasyid Selano
Harun Al Rasyid Selano Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sorong, Komisariat UNIMUDA.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Manusia Beragama? (Bagian 4)

30 Mei 2020   07:44 Diperbarui: 30 Mei 2020   07:58 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa Pandangan Umum Yang Mendasari Kemunculan Agama

Pada bagian yang lalu, kita telah mengangkat suatu pembahasan dan mencoba menjawab pertanyaan mengapa manusia beragama dalam dimensi intelektual atau kognitif, yang dalam istilah lain disebut dengan Sense of Cariousity (rasa ingin tahu). Dimana dalam ide pokok pembahasan pada bagian itu lebih menekankan pada aspek intelektual dari manusia dalam menganalisa suatu kondisi alam yang senantiasa berubah-ubah kemudian "berkhayal" dan pada akhirnya menyimpulkan khayalan tersebut sebagai suatu konsensus tertentu secara bersama-sama. 

Maka pada bagian yang ke-empat ini, kami ingin menitik-beratkan pembahasan ini kepada beberapa pandangan dalam menyikapi sebuah situasi alam yang terjadi di masa lalu, yang mana dalam situasi-situasi tertentu dengan cukup memberikan pengetahuan atau indikasi pengetahuan secara jelas bagaimana kemunculan dari suatu agama atau sistem kepercayaan. 

1. Syamaisme

Syamisme yaitu suatu pandangan yang mengemukakan bahwa roh yang ada pada sekeliling manusia dapat melakukan penyusupan kedalam tubuh seorang Syaman (dukun, tukang sihir, dll) untuk memberitahukan apapun yang terjadi di alam raya ini pada suatu upacara suci, (KBBI). Paham ini lebih mengarah kepada praktek-praktek yang bernuansa supra-natural, dilakukan oleh seseorang yang memiliki otoritas tertentu dalam suatu komutias yang diyakini memiliki keterikatan secara langsung sebagai perantara yang dapat berkomunikasi dengan kekuatan supra-natural tersebut yang berada di luar dari pada dirinya. 

Teori Syamanisme ini meyakini bahwa di luar dari dimensi manusia, terdapat roh-roh yang baik maupun roh jahat yang selalu dan senantiasa mengintai setiap pergerakan manusia dalam suatu tempat tertentu untuk memenuhi setiap kebutuhannya, misalnya menyembuhkan penyakit, menurunkan hujan, memberikan berita-berita tertentu di masa akan datang, dan seterusnya. 

2. Kosmosisme

Kosmosisme adalah sebuah cara pandang tentang kehidupan beragama dan berkeyakinan dengan melibatkan serta memberdayakan sumberdaya alam tertentu. Dalam pandangan ini, seseorang melakukan segala aktivitas keagamaan (ritualistik), diharuskan adanya suatu tempat khusus yang dibangun sebagai suatu simbol untuk menghubungkannya dengan alam lain. 

Adanya keinginan manusia untuk tetap mempertahankan suatu keyakinan, maka pandangan kosmosisme ini memberikan sebuah alternatif bagi orang-orang untuk mendirikan bangunan-bangunan tertentu (Candi-candi) atau memanfaatkan apa yang sudah ada dari alam (seperti batu, pohon kayu, sungai, dll) sebagai suatu usaha dalam melestarikan kepercayaan tertentu. Inilah alasan bahwa mengapa setiap agama memiliki tempat-tempat yang berasal dari alam kemudian disakralkan. 

3. Thaoisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun