Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Makan Bergizi Gratis, Menjaga Kualitas dan Langkah Merealisasikannya

2 Juni 2024   10:14 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:07 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Siswa memperlihatkan menu makan siangnya pada kegiatan simulasi program makan siang gratis untuk siswa di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten (29/2/2024). Program makan siang gratis dibahas dalam RAPBN 2025. (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Makan Bergizi Gratis jadi salah satu program yang menarik untuk didiskusikan. Di era modern ini, kesehatan masyarakat menjadi salah satu prioritas utama setiap negara. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah melalui program makan bergizi gratis. 

Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi kelaparan, tetapi juga memastikan bahwa setiap individu mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. 

Namun, bagaimana seharusnya pemerintah menjaga kualitas dan keamanan pangan dalam program makan bergizi gratis? Dan apa saja langkah yang perlu diambil agar program ini terealisasi dan tepat sasaran? Mari kita telusuri lebih dalam.

Ilustrasi | dok.pixabay
Ilustrasi | dok.pixabay

Pentingnya Makanan Bergizi

Makanan bergizi adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan tubuh. Nutrisi yang cukup dapat mencegah berbagai penyakit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mendukung perkembangan fisik serta mental. 

Tanpa asupan nutrisi yang tepat, anak-anak bisa mengalami malnutrisi yang berakibat pada gangguan pertumbuhan, sementara orang dewasa bisa menghadapi risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

Di Indonesia, masalah gizi masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. 

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengatakan penanganan stunting di Indonesia harus jadi fokus bersama, pada pertengahan tahun 2023 prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6 persen, sementara target yang ingin dicapai pemerintah adalah 14 persen pada 2024. Angka ini menunjukkan perlunya intervensi serius dalam penyediaan makanan bergizi, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil.

llustrasi rapat | dok.kompas
llustrasi rapat | dok.kompas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun