Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merengkuh Mimpi

22 Oktober 2020   06:59 Diperbarui: 22 Oktober 2020   07:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oh iya! Saya masih menyimpan no. HP pak Sulaiman, seorang wisatawan yang menghadapi kesulitan sewaktu datang ke Bali. Saya tulus membantu karena Beliau dan keluarganya memang sedang menghadapi cobaan waktu itu. Saya bantu menyelesaikan semua permasalahannya dan Saya antar mereka sekeluarga menikmati wisata hingga ke Bandara Ngurah Rai.

Sebenarnya Saya ragu Telepon Beliau, Saya takut beliau ga'kenal atau merasa berhutang budi harus membantu.

Akhirnya keraguan itu saya buang jauh-jauh, dan Saya beranikan diri untuk menelepon.

Ternyata Beliau masih ingat dan sedikit berkilas balik pengalaman mereka di Bali hingga bisa kembali ke Pekanbaru.

Kemudian dengan sopan beliau tanya khabar dan kapan maen ke Pekanbaru. Sedikit gugup Saya bercerita tentang mimpiku dan keinginanku untuk merantau, tapi ga' tahu harus kemana. Karena pak Sulaiman itu bukan asli Pekanbaru, tentu memiliki pengalaman dan tips merantau.

Di luar perkiraan Saya, Beliau menyambut gembira dan malah menawarkan pekerjaan di Pekanbaru sebagai Sales. Dari cara Beliau menjelaskan bagaimana berjualan, Saya sangat tertarik dengan profesi ini. Ia juga menerangkan secara detail bagaimana seorang Sales harus punya mimpi, mengembangkan skill, punya penghasilan yang bisa besar. Saya serasa melayang dan sangat bersemangat (belakangan Saya baru tahu bahwa Beliau adalah Manejer Cabang Perusahaan Elektonik) untuk segera menemui .

Saya sampaikan kalo Saya tertarik dengan tawaran tersebut dan berniat bergabung dengan perusahaannya. Tapi Saya kesulitan Biaya untuk datang ke Pekanbaru dan Saya dengar biaya hidup juga tinggi. Beliau menyatakan tidak ada masalah dengan biaya perjalanan dan kebutuhan hidup selama di Pekanbaru, yang penting Saya siap bergabung.

Kendala lain Saya sampaikan bahwa Saya hanya tamat SMK, apa mungkin bisa diterima di perusahaannya. Beliau Cuma bilang agar Saya diskusi dengan orang Tua Saya. Kalo Mereka Setuju, minta restu, siapkan nomor rekening dan telepon Beliau.

Siang itu disaat jam istirahat, Saya pamit ke OM untuk makan siang di rumah saja. Ketika makan siang di rumah, Saya utarakan niat Saya ke Orang Tua secara perlahan. Maklum, belum ada anggota Keluarga Kami yang merantau. Ibuku Kaget, dan banyak bertanya seperti pertanyaan yang Saya ajukan ke Bapak Sulaiman.

Saya jelaskan ke kedua orangtua Saya bahwa pak Sulaiman akan membantu semua keperluan Saya selama di Pekanbaru. Awalnya Ibu Saya tidak begitu setuju dan bertanya banyak tentang pak Sulaiman. Sayapun bercerita awal perkenalan Kami hingga akhirnya Beliau setuju. Sore itu juga Saya pamit Ke Om untuk merantau Ke sumatera. Beliau berpesan untuk baik-baik hidup di rantau, sekalian mendoakan semoga Saya sukses.

Singkat cerita, Sayapun berangkat ke Pekanbaru dan saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, sedikit grogi karena meskipun Saya tinggal di Bali, baru kali ini Saya naek pesawat. Ketika Saya Clingak-clinguk di pintu kedatangan, Saya mendengar Sayup2 ada yang memanggil nama Saya "mas Wayan, selamat datang Di Pekanbaru" katanya menyalamku hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun