Dan jujur saja Saya hanya mengikuti perasaan hati kok senang banget dengan ikan Louhan ini.
Padahal kalo ga dikasih tahu penjual, Aku juga tahu ini namaya ikan Louhan (Ndeso banget yak)
Karena yang namanya senang, maka Saya suka ngarang2 cerita tentang ikan ke Anak2ku dan Alhamdulillah dilihat2 ikan ini sebenarnya indah.
Punya jenong yang menonjol dan membentuk kepala yang unik.
Akhirnya Putri Bungsuku sangat menyenangi ikan tersebut dan memberi nama Unyil.
Waktu terus berganti dan Unyil semakin besar.
Surprisenya.... ternyata warna yang dianggap cacat itu  justru menambah indah ikan Louhan tersebut.
Setiap pagi dan pulang sekolah putri Saya selalu membelai ikan tersebut (suer, ikannya dibelai2 dan kadang2 membuat airnya keruh).
Kelihatannya sudah terbangun chemistry antara keduanya dan kalo dengar mereka berdua ngobrol-ngobrol, hmmm dikira ngobrol dua anak manusia.
"Nyil, tadi sekolah Aku ditanya ustadzah tentang cita-cita.
"Kujawab aja Aku pengen Kaya Kamu Nyil. Punya warna cantik, mandi terus dan jadi teman baikku"