Mohon tunggu...
Stefanus Daru Nelahi
Stefanus Daru Nelahi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Paruh Waktu, Petualang Penuh Waktu

love jazz, coffee, movie, and you...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mayoritas, Mana Kebesaran Hatimu?

29 April 2020   12:51 Diperbarui: 29 April 2020   13:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Wabah COVID-19 yang melanda seluruh dunia mau tak mau mempengaruhi pula cara dan waktu para pemeluk agama di seluruh dunia dalam beribadah. Di Indonesia sendiri, sepertinya hampir semua pemeluk agama harus menyesuaikan diri dengan keadaan ini dan sedikit mengubah cara beribadah mereka.

Tampaknya, selain para pemeluk agama Konghucu yang telah terlebih dahulu merayakan Tahun Baru Imlek pada tanggal 25 Januari silam, semua saudara yang beragama lain harus terdampak oleh wabah COVID-19.

Konghucu, yang hanya dianut oleh 0,05% warga Indonesia - bahkan lebih kecil daripada penganut agama dan kepercayaan lain yang berjumlah 0,13% - memperoleh keistimewaan untuk bisa merayakan hari raya mereka tahun ini tanpa dicekam wabah.

Selebihnya, secara berturut-turut para pemeluk agama Hindu, Kristen Protestan, dan Katolik harus berjuang menyesuaikan cara ibadah mereka di tengah pandemi yang kian meluas.

Umat Hindu, yang biasa melakukan pawai Ogoh-ogoh dalam menyambut Hari Raya Nyepi, terpaksa meniadakan ritual tersebut pada tahun ini. Sementara umat Kristiani juga harus merayakan hari raya terbesar mereka, Paskah, di rumah masing-masing.

Ketiga agama ini dengan besar hati telah mengakui bahwa keselamatan warga masyarakat jauh lebih penting dibandingkan dengan sekadar ritual keagamaan semata.

Kini, dengan datangnya Bulan Ramadhan yang berpuncak pada Hari Raya Idul Fitri, kebesaran hati yang sama dituntut dari para pemeluk agama Islam.

Beberapa malam yang lalu saya tidak sengaja mendengar obrolan bapak-bapak kampung di depan rumah saya. Salah satu celetukan yang muncul adalah "Masa tidak tarawih? Tidak afdol!"

Tak hanya itu, masjid di dekat rumah saya pun masih menyelenggarakan salat berjamaah, bahkan setelah pemerintah menyatakan darurat COVID-19. Pada hari Jumat para jamaah, sekalipun tidak sebanyak biasanya, tetap datang ke masjid untuk beribadah.

Saya pikir ada banyak masjid di luar sana yang mengalami hal yang sama. Kasus beberapa hari lalu, ketika puluhan jemaat yang dinyatakan positif COVID-19 seusai menunaikan salat Jumat jadi buktinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun