Padamu Negeri Kami Berjanji...
Padamu Negeri Kami Berbakti...
Padamu Negeri Kami Mengabdi...
Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami...
Merah Putih kau bentangkan dihalaman sekolah kecil itu, nampak raut muka penuh penghayatan, belasan anak kampung yang sedang bertaruh untuk menjadi pemenang-pun terus bergeliat, walau kadang tertatih-tatih untuk mengenyam proses pendidikan atas pengajaran hidup didunia persekolahan.
Balutan kain coklat yang mereka kenakan (walau tak berseragam semua) berbaris berhadap-hadapan, sikap tegap bukti mereka pun siap untuk bangkit dan berjuang.
Lantunan lagu Bagimu Negeri, yang diciptakan Kusbini (sosok pejuang kemerdekaan melalui sebuah karya dan lagu) pun dinyanyikan satu persatu tanpa terkecuali.
Tepat hari itu,108 Hari Kebangkitan Nasional, balutan syair Bagimu Negeri-pun mampu membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air bagi mereka yang melantunkan penuh khidmat.
Berjanjilah, karena berjanji adalah hutang dan karena berhutang maka bayarlah janjimu?
Sebuah janji untuk negeri dihari kebangkitan, usai menyanyi penuh khidmat, mereka pun akhirnya menggoreskan tinta dilembar kertas putih, mereka yang hendak berjanji dari diri sendiri, mereka berjanji dihadapan teman sekaligus sebagai saksi. Kata mereka “kami anak desa berjanji akan terus belajar tak mengenal lelah guna menjadi generasi penerus bangsa Indoensia”.
Sebuah perwujudan adalah bukti bahwa belajar itu dimulai dari berbakti untuk negeri.