Marhaban ya Ramadhan
Bulan Ramadan akhirnya datang lagi. Seperti biasa, ada suasana khas yang hanya muncul di bulan ini. Dari semangat berburu takjil hingga kesibukan mencari baju baru. Aku selalu berharap bisa bertemu kembali dengan Ramadan setiap tahunnya.
اللهم بلغنا رمضان
Beruntung rasanya bisa kembali merasakan bulan penuh berkah ini. Bulan di mana dosa-dosa diampuni, pahala dilipatgandakan, dan setan dibelenggu. Bulan yang istimewa karena Al-Qur’an diturunkan di dalamnya. Ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan aku tidak ingin melewatkannya begitu saja.
Tak heran kalau banyak orang berlomba-lomba memperbanyak ibadah di bulan ini. Aku pun ingin menjadikannya momen untuk mensucikan hati dan pikiran. Ramadan tahun ini, aku ingin membuka lembaran baru. Sederhana saja, lebih sehat secara mental dan fisik.
Me-reset Gaya Hidup
Tahun ini, aku ingin lebih bijak dalam memilih makanan saat berbuka. Kurangi gula, hindari makanan berminyak berlebihan. Aku tidak mau terlalu kenyang hingga malas beribadah atau sulit tidur. Kalau bisa disiplin, mungkin aku juga bisa mencapai berat badan ideal tanpa perlu diet ekstrem.
Selain soal makanan, aku juga ingin memperbaiki pola tidur. Ramadan ini adalah kesempatan untuk mengatur ulang jam tidur yang sering berantakan. Tidur yang cukup akan membuat tubuh lebih segar dan produktif. Tidur siang memang dianjurkan, tapi kalau berlebihan, justru banyak waktu yang terbuang.
Lalu, soal olahraga. Aku pernah mendengar seorang YouTuber kebugaran bilang bahwa olahraga ringan tetap penting selama puasa. Waktu terbaiknya? Menjelang berbuka. Aku ingin mencoba, tapi tentu tetap menyesuaikan dengan kondisi tubuh.
Bulan Refleksi
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk lebih banyak beribadah. Pahala dilipatgandakan, doa mustajab, dan pintu ampunan terbuka lebar. Aku ingin memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.