Penantian di Ujung Rindu-13
Ciuman nenek mendarat di pipi dan kening mereka. Paman dan tante menuntun mereka menunuju kamar yang ada di lantai atas. Keceriaan terpancar di wajah mereka, terihat dari senyum yang sumringah.
Kakek dan nenek juga melangkah menuju kamar mereka. Sebelum berbaring tidak lupa kakek dan nenek melantunkan doa untuk mengucapkan rasa syukur atas semua berkat yang sudah di berikan Tuhan dan mohon perlindungan disepanjang malam. Hembusan angin yang semakin dingin terasa menusuk sampai ke tulang. Â Nenek meraih selimut tebalnya menutupi tubuh hingga ke leher. Keheningan di malam itu menandakan seisi rumah sudah terlelap.
Dini hari kokok ayam membagunkan nenek dari tidurnya. Kembali ia melantunkan doa mengucap syukur kepada Yang Kuasa yang telah melindungi di malam hari dan bangun kembali dengan sehat. Usai melantunkan doa, nenek beranjak dari pembaringannya dan melangkah menuju dapur. Nenek harus menyiapkan makanan untuk anak dan cucunya.
Nenek membuka lemari pendingin meraih ikan dan sayuran yang akan di masak yang sudah disiapkan untuk menyambut cucunya. Sambil bersenandung nenek menyiapkan makanan untuk anak-anak dan cucunya. Tetiba Lory cucu nenek keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga menuju ruang dapur. Ia menghampiri nenek lalu menyapanya.
"Selamat pagi Nenek, lagi ngapain Nek? tanyanya sambil tersenyum melangkah ke arah nenek.
 'Halo, cucu nenek yang cantik selamat pagi," sambut nenek sambil berdiri memeluk cucunya.
"Kakek mana nek?" tanyanya sembari netranya mencari keberadaan kakek.
"Kakek biasanya sudah bangun, mungkin tadi malam kecapaian, membuat kakek tertidur pulas," tutur nenek tersenyum.
Jakarta, 1Juni 2023
