Mohon tunggu...
Seila P Anjarini
Seila P Anjarini Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Special Education UM '16

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang Bersama BPBD Ajak Masyarakat Kenali Ancaman Bencana Lokal

24 Juni 2019   23:12 Diperbarui: 24 Juni 2019   23:27 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin (17/06) masyarakat Desa Sidem, Kecamatan Gondang Tulungagung yang berasal dari perangkat desa (RT, RW, Kepala Dusun) berkumpul di Balai Desa untuk menghadiri acara sosialiasi mitigasi bencana yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang. 

Pada acara kali ini panitia mendatangkan langsung narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung. BPBD  merupakan lembaga non-pemerintah yang melaksanakan tugas untuk menanggulangi bencana yang terjadi di lingkungan masyarakat. 

Cakupan menejemen penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh BPBD meliputi menejemen pra-bencana, saat bencana dan pasca bencana. Kegiatan sosialasi yang dilaksanakan pada kegiatan ini termasuk pada menejemen penanggulangan pra-bencana, sehingga BPBD merupakan narasumber yang tepat untuk membenikan pemateri pada pagi hari ini.

Desa Sidem di Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung memiliki berbagai jenis ancaman bencana. Pemateri yaitu Jito Prayogo selaku Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tulungagung, menyampaikan bahwa di Indonesia khususnya Pulau Jawa terdapat ancaman gempa bumi megathrust dengan kekuatan goncangan yang dapat mencapai 12 skala magnitude. 

Kondisi tersebut diiluastrasikan apabila terjadi di daerah sekitar Jawa Timur, maka memungkinkan goncangan dapat terasa hingga Kabupaten Tulungagung, khususnya di Desa Sidem, Kecamatan Gondang. Kondisi geografis wilayah Desa Sidem diketahui berada dekat dengan pegunungan terjal, sehingga terjadinya gempa dapat memungkinan terjadi longsoran material yang berasal dari pegunungan. Hal tersebut tentunya berbahaya bagi keselamatan apabila longsoran yang terjadi menimpa rumah-rumah penduduk.

Pemateri memberikan gambaran mengenai pentingnya pendidikan kebencanaan, seperti pada acara sosialisasi mitigasi bencana yang dilaksanakan. Salah satu kejadian bencana berskala besar dan menimbulkan banyak korban jiwa, adalah peristiwa tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Bencana tersebut diperkirakan menimbulkan sebanyak 200.000 korban jiwa. 

Pemateri menyampaikan sebelum terjadi bencana tersebut terdapat tanda-tanda yang tidak dapat dikenali dengan baik oleh masyarakat. Pada saat air laut surut pasca gempa, masyarakat pesisir berbondong-bondong menuju pantai untuk mengambil ikan-ikan yang bergelimpangan. 

Peristiwa surutnya air laut pasca gempa terjadi merupakan tanda-tanda akan terjadinya Tsunami, namun tanda tersebut tidak dapat dipahami masyarakat dan malah berbondong-bondong menuju pesisir yang surut untuk mengambil ikan. Hingga pada akhirnya ketika tsunami terjadi masyarakat tidak dapat menyelamatkan diri dengan cepat dan timbu korban jiwa dengan jumlah yang cukup banyak.

Pada saat proses sosialisasi juga disampaikan pula oleh pemateri, "berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang selamat dari sebuah kejadian bencana telah menerima edukasi atau pendidikan kebencanaan sebelumnya". Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bagaimana pentingnya pendidikan kebencanaan. Masyarakat yang telah menerima pendidikan kebencanaan setidaknya mengetahui bagaimana sikap yang tepat saat terjadi bencana. 

Sepeti halnya sikap yang tepat ketika bencana gempa terjadi. Terdapat beberapa prosedur penyelematan mandiri ketika gempa terjadi yang masyarakat perlu tahu. Prosedur tersebut diantaranya (1) Melindungi kepala, (2) Masuk ke kolong meja yang kuat, (3) Jauhi jendela/kaca (4) Berlari ke tempat terbuka apabila gempa telah reda. 

Bencana gempa memiliki karakteristik yang berbeda dengan bencana lain. Karakteristik yang paling menonjol adalah bencana gempa tidak dapat diprediksi sehingga masyarakat dituntut tanggap dan siap kapanpun saat gempa terjadi dengan menerapkan prosedur penyelamatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun