Mohon tunggu...
Nova Listiani
Nova Listiani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikir Positif dan Berjiwa Besar untuk Kemajuan Negara Tercinta

2 April 2018   11:40 Diperbarui: 2 April 2018   12:02 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://hedisasrawan.blogspot.com


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi  dimana jarak sudah tidak lagi menjadi hambatan....karena dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, maka informasi dalam segala  bentuk maupun untuk berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa...dan ini berlaku juga di negara Indonesia.

Selain itu, dampak globalisasi juga membawa pengaruh dalam bidang ekonomi dimana memungkinkan diterapkannya cara-cara yang lebih efisien untuk produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, terbukanya pasar bebas  dan terbukanya produk luar negeri masuk ke Indonesia dengan mudahnya. Oleh karena itu globalisasi tersebut harus dapat disikapi dengan bijaksana, karena suka dan tidak suka harus dihadapi oleh bangsa Indonesia....saat ini untuk menghadapi kompetisi antar negara yang semakin ketat dan merubah mindset atau pola pikir yang selama ini kita terlena atau dalam wilayah zona aman.

Persoalan ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi hampir disemua negara. Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat maupun sumber-sumber pemenuhan pemuas kebutuhan yang berupa faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan menjadi barang dan jasa. Oleh karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing negara mempunyai kebijakan dalam mengelola dan menganut sistem ekonomi.

Banyak sudah formula-formula atau teori-teori yang telah dikemukakan oleh para pakar-pakar tentang ekonomi seperti sistem perekonomian tradisional, kapitalisme,  ekonomi pasar/liberal,  ekonomi terpusat/komando (sosialis),  sistem ekonomi campuran. Dari semua sistem ekonomi  tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya serta tidak ada satu sistem yang absolute yang terbaik jika diterapkan pada negara tersebut. Oleh sebab itu kita harus bijak memahami sistem ekonomi tersebut dalam penerapannya.

Istilah neoliberalisme menyeruak di Indonesia pada sekitar  pertengahan tahun 2009 hingga sekarang yang pastinya menimbulkan pro dan kontra dalam memahami neoliberalisme dan akan terus menjadi komoditas para politikus Indonesia untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya yang berakhir tanpa solusi. Istilah ini selalu muncul dan digadang-gadang sebagai komoditas yang seksi setiap menjelang  Pilpres... bahwa neoliberalisme tabu untuk diterapkan di Indonesia, atau akan mematikan perekonomian rakyat kecil bahkan  cenderung menyerang ke pemerintah dengan  menyebut tidak berpihak lagi kepada rakyat karena semuanya dilepas dengan mengikuti pasar bebas.

Padahal kalau kita sadari...situasi kondisi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari perubahan yang terjadi di atas bumi di seluruh dunia, akibat adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.  

Menilik pendapat Clausewitz dalam teori centers of gravity mengatakan bahwa setiap negara atau orang-orang yang menitik beratkan kepada informasi atau penguasaan informasi adalah pemenang dalam setiap kompetisi global. Terkait hal tersebut mau tidak mau pemerintah  harus mengurangi campur tangan dalam ekonomi dan mendorong indiividu untuk dapat bersaing terutama disektor perdagangan.

Hal ini sudah tentu membawa konsekuensi/dampak bagi orang yang tidak dapat bersaing karena selama ini selalu terdapat kemudahan dan fasilitas yang diberikan oleh negara. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, upaya dalam era pemerintah Jokowi diantaranya mendorong atau berusaha menciptakan entrepreneur-entrepreneur yang tidak selalu bergantung kepada pemerintah dan  mendorong  inovasi serta kreasi melalui  industri kreatif. Hal ini sudah terlihat dari beberapa kaum muda yang berkiprah di dunia internasional melalui berbagai usaha.

Untuk itu kembali kepada diri kita sendiri sebagai anak bangsa apakah ikut berkompetisi dengan bangsa lain atau diam saja merenungi nasibnya tanpa berusaha....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun