1. Relaksasi (Relaxation techniques). Teknik ini dilakukan agar penderita paruresis tidak mengalami kecemasan yang berlebihan.
2. Psikoterapi (Psychotherapy). Teknik ini dilakukan dengan konseling untuk membantu penderita mampu menghadapi masalahnya dengan mengajarkan pemecahan masalah.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive behavioural therapy). Teknik ini dilakukan dengan mengubah cara berpikir dan berperilaku.
4. Terapi keterpaparan (Graduated exposure therapy). Terapi ini mengajarkan penderita untuk terlibat secara langsung sengaja mencoba buang air kecil di tempat umum atau dari tempat yang paling mudah hingga paling sulit.
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa paruresis atau Shy Bladder Syndrome dapat terjadi pada siapa saja dari berbagai usia, jenis kelamin, ras, dan sebagainya. Jika kalian menemukan keluarga atau teman yang mengalami fobia menggunakan toilet umum, ada baiknya disarankan untuk konsultasi ke dokter dan psikolog. Terutama jika paruresis yang dialami orang tersebut sangatlah parah.