Mohon tunggu...
Pretty Sefrinta Anggraeni
Pretty Sefrinta Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Never stop learning. Never stop thinking | Ig: sefrintapretty

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fobia Menggunakan Toilet Umum

16 November 2020   12:17 Diperbarui: 16 November 2020   12:33 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://s1.bukalapak.com/

Hal ini berdampak pada kesehatan lain seperti berisiko terkena infeksi saluran kemih karena terlalu lama menahan kencing atau terkena batu ginjal karena kurangnya minum air.

Dilansir dari Betterhealth.vic.gov.au, Parureris adalah jenis fobia sosial yang menempati urutan kedua setelah fobia berbicara di depan publik. Parureris dapat terjadi pada pria maupun wanita dari segala ras dan usia. 

Paruresis bisa ringan, sedang atau berat. Tanda dan gejala paruresis yang parah dapat meliputi; takut orang lain mendengar suara saat buang air kecil di toilet, tidak mampu buang air kecil di toilet umum, tidak mampu buang air kecil di rumah saat ada tamu atau jika ada seseorang yang menunggu di luar toilet, membatasi minum guna mengurangi kebutuhan buang air kecil, serta menghindari berpergian jauh dan acara sosial.

Apa penyebab seseorang mengalami Paruresis?

Dilansir dari laman Betterhealth.vic.gov.au, penyebab paruresis bukanlah dari faktor fisik atau karena ada masalah dengan saluran kencing, sebaliknya penyebab paruresis adalah faktor psikologis, secara umum disebabkan oleh rasa malu dan kecemasan. Biasanya fobia ini pertama kali dialami saat duduk di bangku sekolah. 

Dilansir dari laman International Paruresis Association (IPA), meskipun belum diketahui secara persis penyebabnya Paruresis dapat disebabkan beragam faktor, biasanya berawal dari kekerasan seksual atau trauma, bisa juga akibat perilaku bullying di sekolah, atau bisa juga dialami oleh pasien setelah menjalani proses operasi, ketika suster meminta pasien untuk buang air kecil dan menunggu di dekat toilet. 

Selain itu, penderita Paruresis biasanya memiliki kepribadian yang sensitif, pemalu, teliti dan takut dihakimi atau dikritik oleh orang lain.

Meski demikian Paruresis bisa disembuhkan, ada banyak penelitian menunjukkan bahwa terapi psikologi selama 8-12 sesi mampu membantu penyembuhan, setidaknya 4 dari 5 penderita paruresis berhasil sembuh. 

Sebelum mengobati paruresis, pasien harus dibawa untuk berkonsultasi dengan dokter. Umumnya jika seseorang sudah terdeteksi terkena paruresis, dokter akan menyarankan penggunaan obat-obatan jangka pendek, seperti obat penenang atau anti depresan. 

Namun, obat ini tidak mengubah kondisi pasien, hanya untuk mengurangi kecemasan yang dialami pasien. Pilihan pengobatan lain adalah mencari orang profesional yang menangani pasien fobia, bertemu psikolog atau bergabung dengan kelompok pendukung paruresis. 

Dilansir dari Betterhealth.vic.gov.au, pengobatan terapi psikologi yang dapat diberikan kepada penderita Paruresis adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun