Mohon tunggu...
Seevaniska Amanda
Seevaniska Amanda Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Halo Ahlan wa Sahlan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desa Wisata

2 Desember 2021   06:53 Diperbarui: 2 Desember 2021   06:59 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Desa Ceriwik adalah sebuah desa yang terletak di Kota Rembang Jawa Tengah, tepatnya di kecamatan Pancur. Desa itu terletak di lereng Gunung yang biasa disebut Desa Gunung Ceriwik. Dimana desa itu tidak begitu luas, jalan akses ke desa tersebut dahulunya tidak mudah diakses karena jalanya begitu landai dan rusak, dengan seiring berkembangnya desa itu mulai mudah diakses oleh banyak masyarakat.

Desa Ceriwik dimana desa tersebut mempunyai kaya akan potensi lebih banyak dibanding didesa lain di kecamatan Pancur. Dahulu desa ini mendapat julukan sebagai desa durian. Didesa ini juga disebut desa Primadoananya Rembang. Karena kekhas an didesa ini adalah tumbuhnya buah durian yang rasanya sangat enak, dan sudah terkenal diberbagai macam kota. Khas durian itu terletak pada citra rasa, durian khas desa ini rasanya agak sedikit pahit tercampur dengan manis dan tekstur yang begitu pekat. Dan dulu sempat sebelum adanya pandemi adanya Festival Durian atau biasanya disebut Sedekah durian ceriwik, acara tersebut bertemakan durian dengan ratusan durian dibagikan secara cuma kepada masyarakat setempat maupun masyarakat diluar kota. Bahkan para DPR RI menghadiri acara tersebut yang dipimpin oleh bupati Rembang sendiri yang bernama Abdul Hafizh dan sempat masuk dimedia TV nasional

Di tahun 2018 kepala desa beserta bupati pemerintah Rembang turut usul, dengan pembentukan pembangunan Agrowisata Kampung Durian. Tetapi terhambat dengan akses jalannya, ditahun itu sungguh akses jalan kesana begitu susah karena jalanya rusak, dan begitupula bila dimusim hujan jalan akses sangat licin. Dan akhirnya rencana pembangunan Agrowisata durian ini menjadi terhambat karena belum dilakukan pembentukan atau perbaikan jalan untuk akses kesana.

Hingga bertepatan di tahun 2019 bertepatan kepala desa lama yang bernama Pak Kardi sangat antusias bila ingin memajukan desanya supaya dikenal oleh kalangan masyarakat, sebagai kampung primadonanya Rembang. Dan ditahun itu juga proses pembangunan Agrowisata ini akan segera berlangsung, tetapi terhambat dengan lengsernya Pak Kardi sebagai kepala desa dan digantikan dengan kepala desa yang baru karena masa jabatan Pak Kardi sudah usai. Setelah pergantian kepala desa rencana pembangunan Agrowisata Durian terhambat padahal sudah berjalan tetapi kurangnya pengenalan atau bahkan disebut katakanlah promosi yang handal. Padahal seiring ditahun itu jalan akses ke desa itu sudah mulai ada perbaikan.

Tepatnya tanggal 27 Oktober 2021 saya melakukan observasi ke desa tersebut, sungguh takjub dan heran jalan akses kesana sudah sangat baik bahkan sudah cor an semen. Sebenernya melihat hal situasi ini yang sudah didukung oleh pemerintah dengan membantu perbaikan jalan akses seharusnya bila mana Agrowisata Durian itu tetap dikembangkan akan sangat beruntung dan bisa terkenalnya desa ini kepada masyarakat. Dengan melihat situasi ini juga akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar desa itu, bisa memberdayakan masyarakat yang tidak bekerja supaya mendapatkan penghasilan dengan terjun di Agrowisata Durian tersebut. Sebab melihat hampir banyak warga sana menanam durian. Ini merupakan kesempatan dan peluang yang sangat menarik.

  • Potensi Lain Desa Ceriwik (Perkebunan Budidaya Jamur Tiram)

Potensi lainnya dari desa ceriwik ini selain terkenalnya Agrowisata Durian adalah Budidaya Jamur Tiram. Sebenarnya budidaya jamur tiram ini merupakan sebuah budidaya  perkebunan UMKM yang didanai pemerintah, karena tepat di tahun 2014 ada salah satu warga desa membuat jamur tiram dengan menggunakan serbuk kayu ditanam dan jualnya kepada warga lain, dengan itu ketertarikan satu warga lain berinisiatif untuk menerapkan budidaya jamur tiram. Dan didukung oleh kepala desa waktu itu bernama Bapak Kariadi. Dan sejak tahun itulah mulai kepala desa dan warga memasarkan Jamur Tiram tersebut kepada warga desa lain dengan mulut ke mulut. Hingga sampai dengan pemerintah melihat potensi yang dimiliki desa itu, kemudian memberdayakan dan memberian UMKM.

Dengan berjalannya waktu sempat didatangi oleh warga asing untuk melihat pembuatan budidaya jamur tiram tersebut. Sebenarnya jamur tiram ini didanai oleh UMKM bertujuan untuk melatih skill warga dan memberi pekerjaan warga yang menganggur. Hingga tahun 2019 berjalanya waktu potensi budidaya jamur tiram ini surut. Karena alasan hal tersendiri yaitu pergantian kepala desa, kurangnya memperhatikan perkembangan budidaya jamur tiram ini. Kedua karena kurangnya platform untuk promosi, karena waktu itu bisa dikatakan masih promosi dari mulut ke mulut, dan gempar heboh karena dari pemerintah kabupaten Rembang ini melakukan share foto ke berbagai media sosial.

Padahal bila ini dikembangkan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi desa ini selain Agrowisata Durian. Dan akan menjadi sebuah potensi yang sangat menguntungkan bagi warga setempat untuk bermata pencaharian sebagai pekebun budidaya jamur tiram. Apabila pembentukan budidaya ini dilakukan dengan pembentukan dikebun desa yang luas dengan dihiasi berbagai resort wahana untuk datang dikunjungi warga diluar desa akan menjadi sebuah peluang untuk pengembangan desa ini lebih ke menuju desa maju.

  • Potensi Wisata Religi

Dimana konon katanya dahulu memang desa ini masih ada sangkut pautnya dengan silsilah Kota Lasem dengan ditemukannya makam dari Silagati istri ki ageng sutisna. Dimana ini akan menjadi wisata religi untuk parawisatawa yang ingin berkunjung ziarah ke makam, nantinya juga akan disuguhkan dengan pertunjukan gamelan tradisioanal.

  • Sungai Keris

Sungai Keris dimana sungai ini konon menjadi sumber kehidupan warga setempat, karena sungai ini sumber mata air untuk warga yang digunakan untuk mandi, minum dll. Sungai ini masih menyimpan kejernihan yang masih terbilang alami belum tercemari. Sungai ini menjadi wisata alam yang nantinya parawisatawan yang berkunjung akan disuguhi keindahan pemandangan sungai iini dengan ditemani dengan nikmatnya seduhan kopi rembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun