Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Mengejar Tuhan

1 Desember 2019   13:23 Diperbarui: 1 Desember 2019   13:27 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah gumpalan amanahNegeri akhirat hanyalah dongeng di belkon-belkon pengajian
Takbir dan dzikir telah kalah oleh gemricik dirham dan dolar
Cahaya telah berubah menjadi ilusi dan dijajah oleh gemerlap dunia
Aku berlari mengejar keabadian tapi semua manusia menghinakan
Aku adalah gumpalan amanah

Marsinah menangis dengan pilu sedusedan
Dia masih memikirkan anak-anaknya yang sudah empat hari tidak makan
Suara jeritan dan tangis menjadi irama digubug kecil bertikar bebatuan
Pemandangan itu seakan menjadi saksi keganasan dan ketidak adilan
Sikaya masih menumpuk harta seakan lupa negeri keabadian
Dan marsinah masih terus menangis dengan pilu sedusedan

Tahta dikejar dengan gagah walau jalan sangat terjal
Mereka tertawa dengan seikat materi haram
Aku mendengar mereka masih menyogok Tuhan dengan fitnah dan ujaran kebencian
Fatamorgana itu adalah sebuah kelumrahan
Tuhanya kini telah berganti dengan harta dan jabatan
Tahta dikejar dengan gagah walau jalan sangat terjal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun