Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Umar Bakri Riwayatmu Kini

4 Mei 2019   14:00 Diperbarui: 4 Mei 2019   22:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah proses membentuk karekter dan kepribadian yang mulia, yang dilakun oleh pendidik dalam suatu lembaga, walaupun kenyataanya proses pendidikan tidak sebatas dalam lingkungan lembaga, tapi dimanapun kita menginjakan kaki di bumi, sebenarnya kita sedang mengalami proses pendidikan.

Sekarang ini banyak yang ambigu dalam memahami arti pendidikan. Sebagian orang mengartikan pendidikan adalah pembelajaran, dan sebaliknya tidak sedikit yang memahami pembelajaran dengan pendidikan.

70 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk membuat kurikulum dan dan merencanakan arah pendidikan yang lebih baik.

Aku terus sajah menyusuri jalan-jalan desa sepulang dari Madrasah Ibtidaiyah, yang biasanya aku mengayun sepeda pancal warna coklat tapi tidak hari ini. Sepedaku mungkin sudah cukup lelah menemaniku berangkat pagi pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 13.45 WIB setiap hari yang sudah hampir 20 tahun.

Namaku Umar, aku lulus sarjana UGM Yogyakarta tahun 1999. Salah satu perguruan negeri paling bergengsi dinegeri ini. Aku anak ke-3 dari 3 bersaudara. Aku sangat beruntung dapat melanjutkan pendidikan sampai kejenjang perguruan tinggi, dibanding teman-teman sekampungku yang mereka hanya lulusan SMP/SMA. Aku juga seperti mimpi dapat kuliah di kampus ini. Karena kedua orang tuaku keseharianya sebagai seorang petani.

Aku tercatat sebagai guru swasta di Madrasah Ibtidaiyah Wadasmalang Kecamatan Glempang Kabupaten Karangsari sejak tahun 2000.

Aku mulai mengajar dengan penghasilan Rp. 25.000- per bulan itupun kadang dibayarkan 2 atau 3 bulan sekali, dan akupun tidak mempermasahkan hal tersebut, karena niat utamaku adalah mengajar dan mendidik siswa, urusan bayaran adalah urusan yang keseratus sekian.

Rabu, 12 Juni 2002 adalah hari istimewa dan bersejarah di Madrasah kami. Karena dihari itu Madrasah Ibtidaiyah Wadasmalang mewisuda siswanya yang ke-21. Tapi hari itu aku terlambat masuk menghadiri Akhirusssanah dan pelepasan para siswa kelas 6, karena sepeda pancal warna coklat sahabat karibku rantainya putus dalam perjalanan menuju Madrasah. Dan terpaksa aku harus menuntun dan menyusuri jalan-jalan kampung dengan jalan kaki.

Dalam perjalanan hari itu terasa berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Aku pandangi para petani mengolah sawah, ibu-ibu menggendong anaknya dengan menyunggi sayuran dalam karung, wajah-wajah mereka tampak sumringah penuh senyum keceriaan.

Udara terasa sejuk, angin sepoi-sepoi seolah benar-benar menemani dan menghiburku sepanjang perjalanan. Sampai Madrasah waktu sudah menunjukan pukul 10.10 WIB dan aku mendengar Bapak Indarto Kartoraharja Kepala Madrasah Ibtidaiyah Wadasmalang sedang memberikan sambutan pada acara pelepasan siswa kelas 6 dengan suara lantang dan menggebu-gebu penuh semangat memberi motivasi kepada anak didiknya yang sebentar lagi meninggalkan bangku Ibtidaiyah.

"Anak-anaku semuanya. Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.  Dan jika kamu para siswa semuanya yang telah belajar di Madrasah ini dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik kamu tidak berada disini selama 6 tahun"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun