Mohon tunggu...
Sebastianus KiaSuban
Sebastianus KiaSuban Mohon Tunggu... Penulis - ASN

ASN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diary Perjalanan Dinasku ke Pulau Solor

2 April 2019   11:38 Diperbarui: 2 April 2019   12:43 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi, di atas Kapal KM Purnama

Kelike langsung berhadapan hadapan dengan Laut Sawu, surga bagi pemancing pole and line.  Laut Sawu menghubungi sejumlah Pulau di bagian selatan Pulau Flores, Lembata dan solor.  

Setelah berdiskusi sejenak, kami bergeggas ke Desa Lemanu dan Kenere yang menjadi target Desa kunjungan kami di Kecamatan Solor Selatan.

Menyusuri jalan sepanjang pesisir pantai dengan sepeda motor , sungguh pengalaman yang teramat indah. Tak banyak kendaraan yang melintas, tak ada hiruk pikuk suasana kebisingan seperti jalanan kota, yang ada hanya sejuknya terpaan angin pantai yang menyapu wajah dan suara gelombang pecah saat menghantam cadas di bibir pantai yang menjadi teman setia seperjalanan. Me''rdu melodi suara alam ini, sungguh menentramkan jiwa.

Tibalah kami di Desa Kenere yang unik namanya itu. Nama Kenere, menurutku unik karena jarang terdengar nama desa seperti itu sebelumnya yang pernah kudengar. 

Yang agak mirip yang pernah kudengar adalah Kirene, tapi itu ada di Kitab Sucinya orang Katolik. Tuhan itu adil, walau tempat ini ada di belakang pulau Solor yang baru dimekarkan menjadi kecamatan ke 19, kecamatan terakhir yang dipunyai Flores Timur, namun berada di tempat ini dengan pesona alam yang menentramkan dan memanjakan mata merupakan anugerah yang tak ternilai harganya jika dibanding suasana perkotaan yang jauh dari ketentraman apalagi ketenangan dan kedamaian yang semakin menjadi sulit dan mewah untuk digapai. Mendapatkan ini di Solor Selatan dengan Cuma-Cuma, mengajarkan kami untuk  selalu bersyukur pada Sang Pencipta.

Cerita tentang Lemanu tak kalah menggetarkan bagiku. Di Depan kantor Desa sekarang, sementara berlangsung pengerjaan proyek Balai Rakyat sesuai yang tertera pada baliho yang dipampang di depan lokasi Proyek. 

Melihat bangunan sebesar dan setinggih  itu, diriku merasa kaget  bukan main, karena nilai anggran yang teralokasikan untuk pembangunan gedung ini sesuai yang tertera pada papan informasi yang ada yakni empat ratusan juta lebih, saya lupa angka tepatnya. 

Ini adalah hal yang luar biasa untuk kami. Hampir semua kami sepakat jika ini ditenderkan oleh pemerintah maka mungkin nilainya akan sangat tinggi, bisa jadi di atas satu miliaran lebih. Fakta ini menunjukan bahwa soal gotong royong, nilai yang menjadi ciri khas orang Indonesia masih mengakar kuat di di Pedesaan, dan di Desa seperi ini kami boleh belajar soal itu.

Bagaimana respon Desa untuk program pembudidayaan Ikan di desa ?

Masyarakat sangat senang jika hal ini bisa terealisasi. Bahkan aparat Desa  bersedia hal ini bisa dianggarkan dalam RAPBDES. Mereka sepakat bahwa perlu adanya penguatan Kelompok sebelum menjalankan program ini. 

Perlu ada pembekalan secara lebih baik terkait teknis pembudidayaan ikan air tawar kepada masyarakat. Hal ini terungkap oleh salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Solor Barat dalam tatap muka bersama kami tim dari Dinas di hadapan Bapak Camat Solor Barat di ruang aula pertemuan  Kantor Camat Solor Barat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun