Mohon tunggu...
Se Anawoli
Se Anawoli Mohon Tunggu... Relawan - Perempuan Nusa Tenggara Timur pencari keadilan dan kesetaraan

Sebuah Catatan refleksi seorang Perempuan NTT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Quo Vadis Perempuan Sumba

10 Desember 2019   10:16 Diperbarui: 10 Desember 2019   10:21 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awini/mawini/kawinne Huba -- Perempuan Sumba

elok parasmu seperti indanya tenunan, hamparan sabana dan laut Sumba yang selalu dipuja

merdu suaramu seperti nyaringnya kicauan burung dan ringkikan kuda sandelwood yang selalu dirindukan

ah

tapi kenapa jiwa dan ragamu terluka, menangis, sakit, merana, galau, kecewa sebagai Perempuan Sumba

Oh tidak

Itu sudah adatnya, itu sudah budaya, itu sudah tradisinya,

dan sudah mendarah daging

Bagaimanapun 'Rambu terima sudah', kita bersaudara, kamu pasti hidup

Kemarin, 6 desember 2019, Dunia seolah sejenak berhenti berputar dengan teriakanmu

tolong..., tolong..., tolong mama...tolong mama...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun