Mohon tunggu...
Samuel Ordo Fransiskan
Samuel Ordo Fransiskan Mohon Tunggu... Jurnalis - Samuel

Asal Sekura Kalimantan Barat, Keuskupan Agung Pontianak. Sekarang Profesi sebagai Jurnalis di Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak di Portal berita MajalahDuta.Com, dan PenaKatolik Nasional. Ia juga sudah menerbitkan 6 buku ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sam Nyian Jit ka Oi Hok Khin, Sam Nyit Jit ka Tet Pian Lansie

4 Juli 2020   22:44 Diperbarui: 4 Juli 2020   23:21 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai Warga pindahan dari Sekura (Kabupaten Sambas, Kecamatan Teluk Keramat. Disana boleh terbilang banyak orang Turunan Tionghua yang sampai saat ini masih mempertahankan budaya mereka, dan saya besar di lingkungan Tionghua maka, bahasa Tionghua khususnya Hakka sudah menjadi bahasa sehari-hari di rumah). 

Singkat cerita, saat saya berumur 18 tahun, hari itu saya tidak ikut Ayah saya mencari membantunya mengeluarkan kayu hasil rimba untuk dijual. Karena saat itu, saya gencar mengikuti kegiatan Baksos dan aktif diberbagai kegiatan sosial. Nah, tahu hari itu saya tidak membantu beliau untuk mengeluarkan kayu, sebelum makan malam, berbagai omelan pun keluar. 

Sebenarnya, siapa sih yang suka diomel? Saya yakin anda juga mungkin tidak tahan mendengarkan ocehan sepanjang malam menjelang tidur. Namun, kadang ocehan yang berkulalitas yang dilakukan secara konsisten ternyata juga bisa melekat diingatan sampai saat ini.

Nah, dari omelan itulah keluar pepatah yang pernah dapatkan Ayah saat ia di marah oleh orang tua nya (kakek dan nenek saya) dikala masih remaja. Pepatah inilah yang kemudian saya dapatkan juga dari Ayah.

"Sam nyian jit ka oi hok khin, sam nyit jit ka tet pian lansie," ini diulasnya secara detail dan dampak yang terdengar sedikit mengerikan, namun berpotensi besar untuk mempengaruhi karakter remaja. 

"Sam nyian jit ka oi hok khin, sam nyit jit ka tet pian lansie," intinya, sebagai seorang insan, kita diajarkan pentingnya untuk menjadi  pribadi yang berkualitas. 

"Sebenarnya tidak cukup hanya sekedar dilatih beberapa bulan atau tahun saja. Belajar menjadi pribadi yang rajin, membutuhkan perjuangan yang tidak sebentar. Belajar untuk menjadi pribadi yang berkualitas tidak cukup hanya sekedar dimulut saja. Belajar menjadi pribadi yang rajin itu tidak cukup hanya sebatas rencana saja. Semua butuh perjuangan yang tidak sebentar. Hal ini diibaratkan membangun sebuah gedung mewah yang membutuhkan waktu sekian tahun, tapi hanya dengan beberapa hari saja gedung itu bisa dirobohkan," katanya.

Pesan itulah yang kemudian saya ingat, seperti apa yang dikatakan oleh Ayah tentang "Sam nyian jit ka oi hok khin, sam nyit jit ka tet pian lansie," (butuh tiga tahun untuk menjadi pribadi yang rajin, namun hanya dengan tiga hari kita bisa menjadi orang yang pemalas). 

By. Samuel (Bong Jan Pheng) 

Catatan: Sabtu, 4 Juli 2020 (Warkop Star, Jalan Setia Budi Pontianak) - 22.20 Wib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun