Halooo Bro ? terdengar sahutan telepon Aldo menyapaku saat aku hendak memarkir kendaraan disebuah lahan kosong penuh dengan semak liar.
Padahal, Aldo baru saja bertemu denganku diawal pagi tadi, ya  sekedar  briefing kecil membicarakan revisi proyek yang akan kami garap berdua.
Haloo..juga bro, jawabku. "dimana posisi sekarang, gambar kerja sudah disempurnakan, belum...bro?", tanyaku sambil melangkah menuju ke sebuah bangunan tua sekitar lahan tersebut.
Aldo adalah seorang Arsitek, rekan kerjaku untuk proyek rumah tinggal pribadi dikawasan pegunungan pinggiran kota Bandung.
Aku dirumah bro, sahutnya dengan nada suara yg terdengar agak berat. Yah..aku rasa lebih enak mengerjakan gambar dirumah saja bro..lagian di rumah ada mock-up nya , jawabnhya menimpaliku.
Aku berfikir pembicaraan tadi pagi sudah sangat jelas jika mau dibicarakan kembali.
Setelah beberapa saat kami berbincang melalui telepon seluler  topik pembicaraan Aldo kali ini sepertinya lebih mengkerucut kearah keluarganya.
Aldo dan Mia sudah berumah tangga sekitar dua tahun ini. Gadis yang  tadinya bekerja sebagai Executive Secretary di sebuah perusahaan pembiayaan di Jakarta, kini sudah serumah dengan Aldo, dan menjadi teman curhat yang baik selama ini.
"Begini bro ?", lanjut Aldo. "Waktu aku sampai dirumah tadi,  istriku sama sekali tidak mendengarku saat membuka gerbang. Malah aku    menenui dia sedang tertidur dikamar".
Â
Aku tertegun sejenak melihat dia tertidur pulas,