Mohon tunggu...
Sayyidin
Sayyidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konsolidasi Tersembunyi, Ketua KPU UM Mundur?

29 Januari 2016   10:25 Diperbarui: 29 Januari 2016   13:35 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita ini beredar dengan sangat cepat meskipun Hal ini mendatangkan beberapa pertanyaan serta asumsi yang kemudian beredar dikalangan mahasiswa. Benarkah ketua KPU mundur atas niatan pribadi? Atau justru ada latar belakang  tertentu yang memotorinya untuk mengundurkan diri?

Usut punya usut ternyata mundurnya Ketua KPU bukan atas niatan pribadi, melainkan ada keterkaitannya dengan salah satu kandidat calon yang tidak bisa lolos. Dari pernyataan pembaca pasti bertanya-tanya apa keterkaitan tersebut?

Beberapa waktu lalu sempat beredar kabar tentang turunnya nota dinas dari WR 3 kepada KPU. Meskipun hanya dari mulut ke mulut, tidak dapat dipungkiri bahwa berita tersebut memang dengan cepat menyebar luas. Ada banyak kejanggalan yang ada yang menyebabkan peristiwa turunnya nota dinas ini.

Setelah diselidiki dan dianalisa, ternyata turunnya nota dinas ini bukan karena ingin memberikannya kepada KPU saja. Melainkan ada kongkalikong lain yang begitu kompleks yang memotori turunnya nota dinas tersebut. Salah satunya adalah suatu hubungan yang sangat erat antara rektorat, Ketua KPU, serta calon yang tidak lolos kualifikasi (read: calon dari KSDP).

Dan yang tidak kalah mencengangkannya lagi adalah, akar dari hubungan yang sangat erat ini ternyata adalah adanya bumbu kepentingan dari Organisasi Ekstra Kampus (OMEK). Entah disengaja atau tidak, ketiga subyek diatas berasal dari OMEK yang sama yaitu PM*I.

Kemudian timbul pertanyaan “kok segitunya ya cara main omek yang satu ini (Read PM*I) dalam hal mendapatkan kekuasaan?” “Apa gak ada cara lain ya selain memanfaatkan kedekatan dengan pihak yang berkuasa untuk mendapatkan kekuasaan?” “kok menghalalkan segala cara gitu sih?”. Pertanyaan tersebut saya yakin pasti ada dibenak masing-masing dari sahabat sekalian. Bahkan lebih banyak malahan yang tidak semuanya dapat saya prediksi dan saya tuliskan dalam tulisan kecil saya ini. Kemudian satu pertanyaan saya untuk sahabat. Lantas apakah kita sebagai mahasiswa biasa cuma dapat menikmati tontonan politik yang sangat cantik nan busuk ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun