Mohon tunggu...
Sayyid Albahr
Sayyid Albahr Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sekretaris Umum HMI Cabang Bogor

Sarjana Sains, Fisika IPB University | Sekretaris Umum HMI Cabang Bogor | Teknologi dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akhiri Refleksi, Mari Bermimpi untuk HmI

5 Februari 2020   04:39 Diperbarui: 5 Februari 2020   04:44 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lafran Pane, Pemrakarsa Berdirinya HMI

Hari gini mimpi? Mimpi bukanlah hanya bunga tidur. Mimpi bisa diterjemahkan sebagai imajinasi atau penggambaran. Bicara dunia maka bicara rasionalitas. 

Albert Einstein berkata: imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited, whereas imagination embraces the entire world, stimulating progress, giving birth to evolution. Maka sejatinya untuk mengembangkan hal yang implementatif, tidak luput dari imajinasi.

Bertajuk milad HMI ke-73, nuansa opini publik HMI kembali mengulik sejarah dan refleksi atas apa saja yang pernah terjadi di himpunan besar ini. 

HMI didirikan oleh para pendirinya, pemrakarsanya yang kini dikenal sebagai pahlawan nasional, ayahanda Lafran Pane, pada tahun 1947 dengan semangat fusi keislaman dan keindonesiaan. Hingga kini kedua semangat itu tidak pernah luntur walau berkali-kali terbentur dengan banyak masalah kecil beruntun hingga masalah besar sekalipun.

Briefly, HMI merumuskan organisasi, berhadapan dengan penjajah, diberi opsi untuk berpartisipasi atau beroposisi dengan pemerintah, tercetusnya gagasan-gagasan pembaharu Islam, ancaman pembubaran atas asas tunggal, hingga berperan dalam reformasi 1998. 

Kisah heroik HMI memang banyak yang bisa diceritakan kepada para anggota HMI yang 'usia di HMI-nya' belum senja. Konsumsi cerita demikian memang perlu untuk menjadi referensi penggugah semangat juang kader.

Kini waktunya HMI menyongsong masa depan dengan mimpi-mimpi yang harus direalisasikan satu per satu. Produksi mimpi bisa datang dari mana saja. 

Dari forum LK I hingga tongkrongan kader-kader apalagi ruang-ruang sekretariat. Dekade belakangan banyak mengangkat bahwa Indonesia memiliki kesempatan berparitisipasi dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), digitalisasi sistem secara makro (fase revolusi industri 4.0), gerakan ekonomi kreatif (yang banyak melahirkan label pengusaha), hingga gelanggang bonus demografi. Cercahan gagasan itu secara autonomus selaras dengan tujuan HMI yakni terwujudnya masyarakat adil makmur.

Visi tentang masyarakat adil makmur sangat perlu dimimpikan. Proses memimpikan ini dibantu dengan indikator-indikator positif yang sudah ada dan selalu diproses dalam ruang-ruang HMI. Islam pun secara positif juga menghadirkan pembayangan keadilan dan kemakmuran. 

Setiap insan sebagai khalifah bertugas untuk menghadirkan keadilan dan kemakmuran bagi dunia dan seisinya sesuai dengan tafsirannya masing-masing. Artinya setiap kader HMI mubah untuk bermimpi akan masa depan HMI, Indonesia, dan dunia kedepannya akan seperti apa dan itu menjadi poin pertama dari tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun